Dahulu pada saat musim panen dan menuai padi datanglah saat-saat yang ditunggu-tunggu dan amat menyenangkan. Sebagian dari hasil panen disimpan dilumbung dan sebagiannya diolah secara tradisional pula dengan menggunakan satu buah lesung besar dengan beberapa “Anak Alu”.
Selain itu untuk merayakan pesta panen masyarakat juga mengemping. Sambil mengemping dengan menggunakan anak alu yang terdiri dari berbagai macam ukuran hingga menimbulkan nada-nada yang khas dan memberikan nada-nada yang indah tersendiri.
Dari nada-nada tersebut terciptalah beberapa lagu. Lagu tidak dinyanyikan dengan suara pengenping melainkan dimainkan melalui alu-alu tersebut. Satu buah lesung dapat dimainkan tujuh hingga sembilan alu dengan panjang dua hingga empat meter. Padi hasil tumbukan alu tersebut dinamakan oleh masyarakat dengan sebutan “EMPING”. Emping inilah sedikit demi sedikit dikumpulkan kemudian ditampi untuk memilah-milahkan padi hasil tumbukan dengan ampas padi. Setelah emping dipilah biasanya sambil mengemping lagi masyarakat menikmati hasil empingan beramai – ramai.
Kesenian ALU yang dimainkan oleh masyarakat serta pelaku kesenian alu yang berada di Desa Ceruk Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna.
Sumber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Natuna