Sejarah awal Kesultanan Riau Lingga ditandai pada masa Pemerintahan Sultan Mahmud Syah yang naik sebagai Sultan di Kesultanan Johor, Riau-Lingga dan Pahang (Kesultanan Johor) pada tahun 1761. Ketika memerintah, beliau memindahkan pusat Pemerintahan Kesultanan Melayu Riau dari Riau Lama (Ulu Riau di Pulau Bintan) ke Daik di Pulau Lingga pada tahun 1788 (Hikmat Ishak, 2001 : 52).
Istana Damnah didirikan oleh Raja Muhammad Yusuf Al-Ahmadi, Yang Dipertuan Muda Riau X (1857-1899M). Beliau mendirikan Istana Damnah pada tahun 1860M untuk kediaman Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II.
Sebelumnya Sultan ini tinggal di Istana Kota Baru. Kemudian Istana Damnah ini juga ditempati oleh Sultan Mahmud Muzaffar pada masa pemerintahannya.
Sampai saat ini di area kompleks Istana damnah masih dapat dijumpai puing-puing yang dapat dijadikan bukti yang memperkuat kenyataan tentang keberadaan Istana Damnah tersebut di masa lampau. Terdapat tiang bendera Kerajaan yang unik dan porosnya terbuat dari besi baja cor di Glaseow Inggris.
Jika kita amati denah bangunan Istana Damnah, maka akan tampak seperti Gajah Menyusu Anak atau Ibu Menggendong Anak. Terdapat 2 tangga naik menuju Istana Damnah. Tangga ini sejajar menghadap Balai Rung Sari di depannya. Tangga ini sangat kokoh dan memiliki gaya arsitektur yang cukup unik dengan seni tinggi untuk ukuran
saat itu. Bangunan Istana ini berbentuk panggung dengan diperkuat tonggak semen yang berjumlah 22 buah.
Lokasi Istana terletak di Kampung Damnah, Lingga, Kepulauan Riau.
Sumber : BUKU ARSITEKTUR BERCIRI KHAS MELAYU KEPULAUAN RIAU