TRADIS MANDI NIFAS

Nifas  merupakan suatu keadaan yang dialami oleh ibu yang baru saja melahirkan. Dalam Islam, masa nifas biasanya berlangsung selama 40 hari atau lebih. Selama masa tersebut seorang wanita dibebaskan dari kewajibannya seperti larangan saat haid yaitu sholat lima waktu dan puasa wajib.

Dalam masyarakat melayu umumnya, menurut seorang  sumber dari Pulau Penyengat yang telah biasa dimintai orang-orang untuk memandikan,  Mandi Nifas biasanya di lakukan pada hari Ke 44 setelah melahirkan. Mandi Nifas dimaksud bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan diri bagi seorang wanita yang telah selesai melahirkan. Tradisi mandi nifas itu sendiri berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Untuk di daerah  Bintan sebelum melaksanakan mandi nifas, kita terlebih dulu menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan antara lain :

  1. Bedak langi
  2. Daun Sirih
  3. Daun Pandan
  4. Daun Serai Wangi
  5. Daun Limau Purut
  6. Daun Kayu Putih

Langkah Pertama :
Letakkan Bedak Langi dalam suatu wadah dicampurkan dengan air secukupnya, diaduk hingga rata, selanjutnya bedak tersebut di balurkan ke seluruh tubuh seperti cara luluran.

Langkah Kedua :
Potong  kecil semua daun –daun yang disebutkan tadi, lalu direbus dalam priuk hingga airnya mendidih agar semua aroma dan khasiat dari daun-daun tersebut keluar dan larut dalam air rebus yang akan digunakan untuk mandi. Setelah mendidih air tersebut di tambahkan dengan sedikit air dingin agar tidak terlalu panas saat dipakai untuk mandi.

Adapun cara mandi nifas itu sendiri hampir sama dengan mandi wajib pada umumnya diawali dengan membaca niat dan doa-doa yang diajarkan oleh agama. Bahan-bahan yang digunakan untuk mandi tersebut juga bisa digunakan untuk betangas dalam prosesi acara perkawinan.

 

Sumber : Mak Ucu Sabah dari Penyengat