Buah kelapa menjadi bahan makanan penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan orang Melayu. Dimana-mana tempat tinggal orang Melayu terdapat pohon kepala atau nyiur. Diperkampungan orang Melayu yang berada di pesisir pantai, sebagian terdapat pohon kelapa berjejer menambah indahnya pemandangan. Makanan sehari-hari yang sering dikonsumsi oleh orang Melayu Lingga dari buah kelapa ialah santan. Santan dijadikan bahan makanan untuk masakan bersama lauk, sayur, dan minuman. Dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, masyarakat mendapatkan santan dengan cara memeras parutan kelapa menggunakan tangan dan saringan kecil. Namun untuk mendapatkan santan dalam jumlah yang lebih banyak seperti acara jamuan pernikahan atau sebagainya diperlukan peralatan pengapit santan agar lebih cepat dan mudah dikerjakan.
Sebagai suku bangsa yang bertamadun, pada masa yang lalu orang Melayu Lingga mengenal berbagai tekhnologi tradisional. Berbagai perlengkapan tekhnologi tradisional digunakan untuk memudahkan pekerjaan rumah tangga, pertukangan, menangkap hewan buruan, pengolahan suatu barang dan lain-lain. Diantara tekhnologi tradisional terdapat peralatan untuk memeras santan dalam jumlah banyak yang disebut sebagai pengapit santan. Peralatan pengapit santan merupakan alat untuk memeras santan yang dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak dan dikerjakan secara lebih cepat berbanding memeras menggunakan tangan. Pengapit santan tidak digunakan untuk sehari-hari bagi rumah tangga namun untuk jamuan yang menyediakan makanan yang banyak seperti acara pernikahan.
Pengapit santan dibuat oleh seorang tukang dari bahan kayu yang keras. Ada dua jenis pengapit santan, pertama pengapit santan yang terdiri dari satu potongan kayu yang ditarah .Tukang akan menarah kayu bulat dengan membentuk tempat meletakkan kantong berisi parutan kelapa dan membentuk saluran untuk santan mengalir ke bagian bawah. Sebuah kayu bulat dibagian ujung dipasang papan yang digunakan untuk menjempit kantong berisi parutan kelapa. Pengapit santan yang kedua dibentuk dari potongan-potongan kayu yang disatukan. Orang yang memeras kepala menggunakan pengapit santan akan menekan ke bawah menjempit kantong yang berisi parutan kelapa bercampur air untuk mengeluarkan santan. Parutan kelapa yang bercampur air setelah dijepit atau diapit akan mengalirkan santan ke bagian bawah mengikuti alur air pada peralatan dan ditampung dengan wadah.
Di Daik, jika ada acara pernikahan, juru masak yang bekerja menyiapkan makanan sebagian menggunakan pengapit santan. Pengapit santan kadang tidak dimiliki oleh juru masak atau pun pihak yang melaksanakan acara pernikahan, sehingga dipinjam dari orang tertentu. Pengapit santan bukan peralatan yang dimiliki oleh semua orang, tetapi hanya dimiliki oleh orang-orang yang berminat menggunakan atau memilikinya. Dalam menyiapkan makanan dalam acara pernikahan atau jamuan untuk acara tertentu, sebagian masyarakat membantu secara bergotong royong. Pengapit santan digunakan secara bergiliran, saling bantu membantu. Pengapit santan sebagai peralatan tradisional orang Melayu bukan saja berfungsi sebagai peralatan yang memudahkan pekerajaan, tetapi juga di sisi lain ada kaitan dengan hubungan silaturahmi antara masyarakat, karena pengapit santan yang digunakan dipinjam dari pemilik kepada orang yang membutuhkan. Disamping itu juga, dalam menggunakan pengapit santan, meningkatkan rasa gotong-royong dan sikap saling tolong-menolong antara semasa masyarakat.