PEMBACAAN HIKAYAT NUR MUHAMMAD DESA MUSAI

Hikayat Nur Muhammad merupakan sastra Melayu lama bidang keagamaan. Hikayat Nur Muhammad menggunakan bahasa Melayu dan aksara Jawi atau Arab Melayu. Dalam kitab cetak ini terdapat kisah Hikayat Nur Muhammad, Hikayat Nabi Bercukur dan Hikayat Nabi Wafat.  Pembacaan Hikayat Nur Muhammad untuk membangkitkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW dan merupakan media dakwah kepada masyarakat untuk senantiasa menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan sunah Rasulullah SAW. Hikayat Nur Muhammad mengisahkan tentang kejadian Nur Muhammad dan hal-hal yang berhubungan dengan Islam, iman dan ihsan. Orang yang membaca dan mendengarkan Hikayat Nur Muhammad dari awal sampai akhir mendapatkan pahala yang besar.

Di Desa Musai, Kecamatan Lingga, pembacaan Hikayat Nur Muhammad menjadi bagian dari budaya religi masyarakat setempat. Waktu Pembacaan Hikayat Nur Muhammad dilaksanakan sesuai dengan keinginan masyarakat, dan dilakukan di rumah-rumah penduduk. Pelaksanaan bisa dilakukan pada malam hari selepas shalat Isyak, atau siang hari di waktu pagi atau pun sore hari selepas shalat Ashar. Pembacaan Hikayat Nur Muhammad dilakukan oleh tokoh agama seperti imam Masjid, atau pun guru agama. Para pendengar akan berkumpul mendengarkan secara khidmat kisah yang disampaikan oleh pembaca. Setelah melaksanakan pembacaan akan ditutup dengan doa selamat oleh pembaca. Setelah pembacaan doa, dilanjutkan menyantap makananan dan minuman manis yang disediakan oleh pihak pelaksana. Pulut kuning serta lauk-pauk merupakan makanan khas hidangan setelah pembacaan hikayat dilaksanakan. Di samping pembacaan Hikayat Nur Muhammad bagian dari pelestarian sastra Melayu lama, namun juga berhubungan dengan pelestarian huruf Arab Melayu yang semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Di Lingga huruf Arab Melayu hanya sebatas bahan pelajaran muatan lokal di sekolah dasar namun tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

 

Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga