Dalam budaya Melayu, orang Melayu tentunya Islam, dan bukan orang Melayu jika tidak beragama Islam. Sejak dari masuknya Islam ke alam Melayu, orang Melayu Islam pengikut Ahlussunnah wal jama’ah, mayoritas bermazhab Imam Syafi’i, berakidah pengikut Asy’ariyah dan Maturidiyah. Dari segi tasauf mengikuti Imam Al-Junaid dan sejalan dengannya. Sebagaimana lazimnya orang Melayu, Islam Melayu Lingga ialah Islam Ahlussunnah wal jama’ah yang dibawa oleh para pendakwah ke alam Melayu. Kita bisa melihat pada masa yang lalu terutama Kerajaan Lingga-Riau, ajaran Islam yang berkembang di Lingga ialah berfaham Ahlussunnah wal jama’ah dan pernah juga berkembang tasauf lewat beberapa kelompok tarekat.
Di Lingga terdapat berbagai acara atau kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat pada bulan tertentu sebagai syi’ar, dakwah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Disamping itu juga bertujuan untuk menguatkan ikatan persatuan umat Islam dan mempererat silaturahmi antara warga masyarakat. Di antara acara keagamaan yang dilakukan warga masyarakat di Lingga, yakni ritual malam nisfu Sya’ban yang dilaksanakan pada setiap malam bulan 15 Sya’ban. Pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat di Masjid atau pun Surau setelah Shalat Maghrib dan selesai sebelum Shalat Isyak. Ritual malam nisfu Sya’ban telah lama ada di Lingga, dan diduga berkembang di tengah masyarakat sejak masukanya cahaya Islam ke Lingga.
Masyarakat yang mengikuti nisfu syaban, biasanya terlebih dahulu menyiapkan air putih yang diletakkan dalam wadah seperti botol, teko, cerek serta mempersiapkan surat Yassin. Adapun makna dari air putih adalah penyejuk, penawar/obat, penerang hati dan memohon kepada sang maha Pencipta sedangkan surat yassin adalah bentuk zikirullah untuk mendekatkan keagungan yang maha Agung dengan hambanya sebagai orang yang bersyukur dan bermunajad kepada Illahi agar diberi keselamatan, kesehatan, rezeki dan lain-lain baik di dunia maupun diakhirat.
Tata cara membaca Yassin yakni Yassin dibaca sebanyak 3x yang dimulai dengan penjelasan dan pembacaan oleh imam Masjid atau orang yang dituakan. Pembacan Yassin yang pertama diniatkan dipanjangkan umur dalam keimanan dan ketakwaan, pembacan yassin ke-2 niat rezeki yang murah dan halal, dan pembacan Yassin yang ke-3 diniatkan tetapkan keimanan, kemudian ditutup dengan pembacaan do’a. Setelah pembacaan doa dilanjutkan dengan menikmati makanan kue mue yang di bawa oleh masing-masing masyarakat.
Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga