Kabupaten Lingga mempunyai berbagai warisan cerita rakyat yang telah disampaikan secara turun temurun sejak zaman dahulu hingga ke masa kini. Cerita rakyat selain merupakan hiburan, juga sarana untuk mengetahui (a) asal-usul nenek moyang, (b) jasa atau teladan kehidupan para pendahulu kita, (c) hubungan kekerabatan (silsilah), (d) asal mula suatu tempat, (e) adat-istiadat, dan (f) sejarah benda pusaka (Sitanggang dkk, 2011:126). Di Kabupaten Lingga terdapat cerita rakyat berupa legenda yang berkisah tentang nenek Kelembai yang namanya menjadi asal-usul nama suatu tempat di Desa Selayar, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga. Dari kisah nenek Kelembai juga menjadi asal-usul nama tempat dan pulau disekitaran wilayah Lingga.
Lazimnya dalam kebudayaan masyarakat nusantara termasuk dalam kebudayaan Melayu Lingga, terdapat kisah adanya makhluk ghaib yang menyerupai manusia menghuni tempat tertentu seperti gunung, pantai, tanjung, dan lain-lain. Bahkan makhluk ghaib dikisahkan bisa memberikan pertolongan mau pun mengganggu manusia. Kisah-kisah tentang keberadaan makhluk ghaib menjadi bagian dari cerita rakyat yang hidup di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Lingga termasuk kisah nenek kelembai. Dalam cerita rakyat di Desa Selayar konon di zaman dahulu di suatu tempat di Desa Selayar, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga terdapat seorang nenek dari kalangan makhluk ghaib yang bernama nenek Kelembai. Makhluk ghaib ini suka mendatangi dapur di rumah-rumah penduduk di waktu malam hari untuk mencuri buah pisang. Buah pisang yang di peram di bawah dapur penduduk sebagian sering menghilang akibat ulah nenek Kelembai.
Nenek Kelembai juga suka menangkap ikan di tepi laut dengan berdiri di atas batu. Pada suatu hari di tengah asyik menangkap ikan sembilang, buntal dan kekek, dia melihat orang tengah berlayar menggunakan sampan. Nenek Kelembai terkejut karena dia merasa betapa hebatnya manusia bisa memerintahkan angin untuk menggerakkan sampan. Karena terkejut, nenek Kelembai jatuh terduduk di atas batu. Batu menjadi retak dan meninggalkan bekas seperti bentuk kemaluan perempuan. Ikan-ikan yang telah diperolehnya berhamburan terpelanting jauh jatuh ke berbagai tempat menjadi daratan. Ikan sembilang menjadi Tanjung Sembilang di bagian pulau Singkep sebelah Utara, Kecamatan Singkep Barat, Ikan buntal menjadi pulau Buntal berhadapan dengan Desa Bakung bagian pulau Singkep Sebelah Utara, Kecamatan Singkep Barat dan Ikan kekek menjadi pulau Kekek di dekat Sembuang, Desa Penuba Timur, Kecamatan Selayar.
Nenek Kelembai yang terkejut ketakutan terus lari ke dalam hutan. Di dalam hutan dia berjumpa dengan tikar pandan yang terbakar menjadi abu tapi belum berserakan di tiup angin. Dia bertambah terkejut dan ketakutan, dan merasa betapa hebatnya manusia karena abu saja bisa dianyam oleh manusia menjadi tikar. Nenek Kelembai terus lari ke dalam hutan, dan berjumpa pula dengan sebatang pohon buluh yang bagian puncaknya telah di potong. Pohon buluh tersebut di potong orang dengan cara ujung batangnya di tunduk ke bawah. Nenek Kelembai merasa ada makhluk besar dan tinggi dari dirinya yang memotong puncak pohon buluh, sehingga dia semakin bertambah ketakutan dan lari jauh ke dalam hutan. Setelah kejadian itu nenek Kelembai tidak pernah muncul lagi menghilang dari daerah kediamannya. Daerah tempat tinggal nenek Kelembai akhirnya di sebut orang dengan nama Kelembai.
Cerita rakyat tentang nenek Kelembai memberikan pesan bahwa nenek kelembai makhluK ghaib yang bodoh dan kedudukannya lebih rendah dari manusia. Cerita ini juga memberikaN pesan dibandingkan makhluk lainnya, bahwa manusia makhluk yang lebih utama, mulia dan sempurna. Dalam ajaran agama Islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt., yang paling utama, mulia dan sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Dalam Al-Quran Allah Swt,, berfirman:
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al-Israa’:70)
Sebagai makhluk yang lebih utama, mulia dan sempurna, dibandingkan makhluk lainnya manusia diberikan oleh Tuhan akal dan ilmu pengetahuan dalam menjalani kehidupan di muka bumi. Dalam ajaran agama Islam, manusia juga diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.