Dalam tata cara adat perkawinan melayu Lingga, istilah Berunut adalah pergi menyembah ke rumah orang tua pengantin laki-laki, acara ini disebut juga malam menyembah. Hakekat dari berunut sendiri ialah memohon doa restu, saling memaafkan dan terjalinnya silaturahmi diantara kedua belah. Cara berpakaian dalam acara Berunut yaitu, untuk pengantin laki-laki berpakaian baju kurung melayu lengkap. Biasanya juga memakai baju kurung bertulang belut yang dilepas keluar dan berkain songket serta memakai songkoh/kopiah hitam yang dihiasi manik-manik disekelilingnya dan didepannya dibentuk seperti mahkota. Sedangkan untuk perempuan memakai baju kurung yang tidak berkerah berleher bulat dan dijahit menyerupai tulang belut, memakai tudong manto (melayah) dengan menggunakan kain batik sarung yang menutupi sampai kepala dan hanya muka saja yang Nampak.
Rombongan yang mengantar pengantin juga berpakaian baju kurung lengkap dengan susunan dihadapan sanak keluarga perempuan dan laki-laki. Setelah rombongan sampai dirumah, pengantin didudukkan dulu ditengah majelis acara, didalam pelaksanaannya dipandu oleh mak inang sebagai pembuka kata. Maksud daari mengantar ini yaitu mengantar kedua pengantin guna melaksanakan sembah sujud atau sembah salam. Kedua pengantin diminta mak inang menyalami dan mencium tangan kedua orang tua pengantin laki-laki beserta seluruh yang hadir dalam majelis.
Setelah selesai acara ditutup dengan pembacaan doa selamat tolak bala serta hidangan ala kadarnya. Sebelum pengantin pulang biasanya ibu pengantin laki-laki memberikan sebungkus bingkisanyang berisi pakaian atau bahan ataupun barang hiasan. Kono katanya jika hal ini tidak dilakukan pihak keluarga laki-laki, maka segala sesuatu yang diinginkan kedua suami istri tersebut akan selalu mengalami kegagalan.