Baju Gunting Pahang adalah baju kebaya labuh yang mendapat modifikasi pada bagian kancing depan yang penuh dari bawah pusar sampai ke atas leher dengan kerah cekak musang.
Pakaian adat adalah busana yang dikenakan oleh masyarakat dalam suatu komunitas sebagai salah satu identitas. Pakaian adat melayu Kota Tanjungpinang adalah busana identitas masyarakat Melayu Kota Tanjungpinang. Ada berbagai bentuk busana yang mencirikan budaya melayu yang dipakai masyarakat Tanjungpinang. Busana yang dikenakan oleh perempuan melayu tidak terlepas dari agama islam yang mereka anut. Agama islam dijadikan sebagai pedoman hidup orang melayu.
Kerajaan Melayu yang berawal dari Malaka terus ke Johor lalu pimndah ke Bintan selalu mengalami perubahan nama. Nama kerajaannya selalu mengacu pada daerah yang menjadi pusat kerajaan tersebut. Misalnya saja kawasan ini pernah disebut sebagai Kerajaan Johor Riau, lalu berubah menjadi Johor-Pahang-Riau-Lingga. Dan terakhir menjadi dua kerajaan yaitu Johor-Pahang dan kerajaan Riau-Lingga.
Sebelum tahun 1812, pusat pemerintahan ada di Riau-Lingga. Daerah seperti Pahang dipimpin oleh seorang datuk bendahara. Sementara daerah lainnya ada yang dipimpin oleh Datuk Kaya ataupun Temenggung.
Pada 12 Januari 1812 Sultan Mahmud mangkat. Pada saat itu anakda beliau Tengku Husin sedang berada di Pahang. Berdasarkan keputusan para pembesar istana di bawah pimpinan Raja Jakfar maka diputuskan pengganti Sultan adalah Tengku Abdurrahman, adik dari Tengku Husin. Mendengar berita itu masgullah hati Tengku Husin. Bagaimana tidak, keberadaannya ke Negeri Pahang adalah untuk menikahi anak Datuk Bendahara. Pernikahan ini juga sebagai pernikahan politik untuk mengekalkan hubungan Riau-Lingga dengan negeri taklukannya.
Akhirnya Tengku Husin baliklah ke Riau. Akan tetapi bukan ke Lingga, melainkan ke Penyengat menghadap ibu tirinya Engku Hamidah. Engku Hamidah memang sangat sayang dengan Tengku Husin.
Dalam rombongan Tengku Husin tersebut banyaklah perempuan bangsawan yang ikut serta. Tentunya busana bangsawan ini sangatlah indah belaka. Salah satu bentuk busana yang menjadi perhatian mereka para bangsawan, adalah sebuah baju berbentuk kabaya labuh tetapi kancingnya sampai ke atas seperti baju bangsawan aceh. Dari bentuk baju tersebut lahirlah modivikasi baju kebaya labuh dengan leher berkerah seperti cekak musang, dan kancing baju yang dipasang dari bawah pusar sampai ke atas. Model busana ini mereka sebut dengan baju gunting Pahang.
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang