Anyaman Tradisional Tudung Saji Pandan merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang di gunakan untuk menutup makanan agar tidak di terpapar debu – debu maupun ganguan lalat atau serangga. Beberapa anyaman dari daun pandan yang ada di Kabupaten Lingga antara lain Tikar Pandan, Tas Tembuni dan lain – lain sesuai keperluan dan kebutuhan rumah tangga. Pada umumnya anyaman di kerjakan oleh kaum wanita di sela – sela waktu senggang mereka.
Anyaman Tudung Saji maupun Tikar Pandan ini masih sangat di senangi masyarakat Lingga pada umumnya karena mengunakan bahan – bahan alami dan harga yang sangat terjangkau bagi mayarakat dengan ekonomi lemah yang belum mampu menjangkau peralatan yang lebih modern dan mahal.
Pengayam Tudung Saji dan Tikar Pandan dapat kita jumpai di Desa Wisata Pulau Mepar, Panggak Darat, Desa Lundang Pancur dan beberapa desa lainnya.
Dalam kehidupan social budaya, penganyam tudung saji dan tikar pandan cukup berperan dan ikut aktif pada hampir semua kegiatan keagamaan dan social budaya seperti Maulud Nabi Muhammad SAW, Haul Jam’a atau Bulan Arwah dan Mandi Syafar…yang mana tudung saji dan tikar pandan terus di gunakan untuk menutupi hidangan yang akan di sungguhkan kepada tamu terutama tudung saji dengan motif yang indah dan warna – warna yang menarik.
Tudung Saji dan Tikar Pandan selain digunakan untuk keperluan sendri, sebagian anyaman ada yang di jual kepada tetangga atau masyarakat dari tempat lain yang akan membeli.
Pengenerasian anyaman tudung saji dan tikar pandan tradisional masih dapat dirasakan tetapi hasil yang diperoleh tidak begitu baik sekedar untuk penghasil tambahan dan kesulitan bahan baku sangat mempengaruhi mengingat lahan tanaman daun pandan semakin sempit karena pembangunan rumah – rumah penduduk dan bangunan keperluan pemerintah.
sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga