UPACARA MANDI SAMPAT

Upacara Mandi Sampat adalah bagian dari adat istiadat dalam Perkawinan Melayu Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun. Upacara dilaksanakan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kedua pengantin sudah selamat. Maka dikumpulkanlah seluruh keluarga untuk menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih kepada sanak keluarga, kaum kerabat, handai tolan yang telah bersusah payah membantu tuan rumah sehingga terlaksananya sebagaimana yang diharapkan.

Peralatan untuk mandi :

  1. Kain sarung pelikat 2 lembar
  2. Naju kurung teluk belanga laki-laki dan perempuan
  3. Selendang putih
  4. Kain panjang sehelai
  5. Kendi dari kuningan atau tembaga
  6. Seperangkat alat penepuk (daun sepulih, daun sedingin, daun setawar, daun ribu-ribu)
  7. Uang logam
  8. Buah Kelapa 1 buah
  9. Daun Kelapa Muda
  10. Benang putih 1 gulung
  11. Beras atau padi 1 talam
  12. Bunga yang harum 7 jenis dan 7 warna
  13. Cermin muka yang sedang ataupun yang kecil
  14. Lilin putih 2 batang
  15. Talam besar dari kuningan ataupun tembaga
  16. Bedak sekapur sirih
  17. Santan langir
  18. Anyaman dari daun kelapa ( burung, keris ular, udang,lepas dlsb)
  19. Air dari 7 sumur ( 7 kampung)

Tata cara pelaksanaan :
Terlebih dahulu pengantin laki-laki menjemput pengantin perempuan dari dalam kamar pengantin  lalu dibawa ke depan rumah yaitu lokasi yang telah disiapkan oleh Mak Andam. Pertama sekali pengantin ditepuk tawar. Hali ini dimulai oleh mak Andam lalu diikuti oleh sanak keluarga yang mau menepuk. Kemudian di atas kepala kedua Pengantin direntangkan dengan selendang putih yang jarang, yang dipegang oleh dua orang pembantu Mak Andam. Selanjutnya kedua pengantin dilangir dan dibedak sirih sekapur, lalu disiramkan dengan air biasa beberapa kali dan disusul dengan air bunga. Setelah itu disiram dengan air tolak bala beserta janur sampai air tolak bala itu habis. Kemudian diputar janur di atas kepala pengantin sebanyak 3 kali dengan shalawat Nabi janur dibuang ke belakang pengantin.

Seterusnya diadakan permainan menarik anyaman lepas. Kedua pengantin  menarik anyaman lepas bersama-sama sambil menyemburkan air secar bersama-sama pula, hali ini dikomandokan oleh Mak Andam dengan hitungan satu, dua dan tiga. Permainan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali. Pada kesempatan ini ada acara menyiram siapa saja yang hadir pada waktu itu. Maka terjadilah bersimbah-simbahan dengan air kepada siapa saja yang . Disini perlu diingatkan kepada yang hadir, bahwa kita tidak boleh marah karena ini adalah untuk acara senda gurau semata. Dan kesempatan bersimbah-simbahan hanya ada pada waktu acara mandi sampat saja. Ini dilaksanakansebagai wujud rasa gembira, karena telah terlaksananya semua prosesi acara dari awal hingga selesai dengan tiada halangan apapun.

Selanjutnya Kedua pengantin ganti pakaian yang basah dengan yang kering. Seterusnya Mak Andam mengikat badan pengantin dengan kain panjang yang disimpul sebelah kanan pengantin perempuan.Kemudian pengantin berdiri di atas talam besar kuningan, menjungkit benang putih yang terdiri dari 7 lembar, dari depan 7 kali dan dari belakang 7 kali. Setelah selesai dikalungkan kepada kedua pengantin.

Kemudian Mak Andam mengambil kaca muka yang sudah diikat dengan dua batang lilin dan lilin dinyalakan. Kaca muka tersebut lalu dikelilingkan kepada kedua Pengantin mulai dari kanan 7 kali dan kiri 7 kali, dan pengantin disuruh memandang wajahnya di kaca selama dikelilingi oleh kaca muka.Setelah selesai maka benang yang disangkutkan di badan pengantin, diputuskan dengan api lilin dan kedua pengantin bersama-sama meniup api lilin hingga padam. Seterusnya kedua pengantin menginjak padai atau beras, lalu menghitung padi atau beras yang lengket dikaki masing-masing dan selanjutnya dibungkus kemudian disimpan.

Dilanjutkan kedua pengantin menendang buah kelapa sebanyak 3 kali. Kemudian Mak Andam dengan Mak Piau(asisten) menaburkan beras kunyit yang sudah dicampur dengan uang logam(duitseling) dari depan dan belakang pengantin sebanyak 3 kali secara serentak. Dengan Demikian selesailah acara mandi sampat(mandi damai)dan diakhiri dengan membacakan doa selamat.

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun