Tepuk Tepung Tawar

Bertepuk Tepung Tawar merupakan prosesi adat dengan tujuan memberikan berkah untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan, menghapus sial, majal dan duka nestapa agar terhindar dari orang yang akan di Tepuk Tepung Tawar. Kepada pengantin atau orang – orang yang akan di tepuk di dudukkan di sebuah Peterakne (tempat bersanding pengantin melayu).

Bagi pengantin yang baru menikah akan di tepauk tepung tawar secara bergantian dengan pertimbangannya bahwa mereka belum melakukan mahar batih (belum bersatu), sedangkan tepuk tepung tawar sekaligus berdu akan dilakukan kepada meraka/ pasangan yang sudah menikah.

Bertepuk Tepung Tawar juga akan diberikan kepada anak – anak yang siap Berkhatam Al – Quran, kepadanya di doakan akan diberikan keselamatan dan kesejahteraan serta terhindar dari kesusahan dalam mengarungi kehidupan di dunia.

Sebelum prosesi Proses Bertepuk Tepung Tawar mak inang aantara akan mempersiapkan seperangkat alat berupa satu buah kaki batil, paha, astakone, mangkk kecil, tepak sirih, terenang, keto, sirih nikah dalam senjong dan bahan – bahannya antara lain :Beras Kunyit, Beras Basuh, Air Tepung Tawar, Beretih,  Perenjis, Embat – embat, satu buah telur ayam mentah.

Prosesi Bertepuk Tepung Tawar dimulai dengan mengambil sejemput beras kunyit, beras putih dan beretih lalu ditaburkan melewati atas kepala, kebahu kanan dan kiri pengantin. Beras kunyit( warna kuning) melambangkan raja/ sultan, lambang kebesaran dan keagungan. Pada saat ini orang yang menabur akan melafazhkan shalawat nabi SAW satu kali, kemudian mengambil perenjis lalu di renjiskan kedahi/ kening, bahu kanan dan kiri, lalu di belakan telapak tangan kanan dan kiri, urutan merenjis digambarkan dalam bentuk lam alim                 (bermakna Allah Berkehendak) diteruskan dengan menggolekan sebutir telur di wajah dan meletakan sebentar di bibir pengantin, mengambil sejemput inai lalu dioleskan ditelapak tangan kanan dan kiri yang telah di alas dengan Bantal Susu Ari, Bertepuk Tepung Tawar selesai di teruskan dengan mebaca doa selamat sebagai penutup.

Sumber : Buku Tata Cara Adat Perkawinan Melayu Di Daik Lingga

Penerbit : Unri Press 2009

ISBN 798 – 979 -792 – 163 – 7