Ratib merupakan sejenis Zikir, Puji-pujian Kepada Allah SWT, yang diucapkan berulang ulang. Mengucapkan kalimah La Illahaillallah, biasa dilakukan setelah sholat fardhu baik dengan jahar atau dengan sir.
Ratib Saman, sejenis Ratib yang merupakan amalan tarikat Saman ( ajaran Abd. Karim al-Saman ). Cara membawakannya sama dengan ratib tetapi dilakukan dengan duduk bersama secara berjamaah. Ratib Saman dipimpin oleh seorang imam, kotik atau bilal.
Di Daik Lingga ada beberapa desa yang sampai saat ini masih mempertahankan Ratib Saman sebagai ritual Semah kampong yaitu Desa Resun dan Desa kelumu.
Sebelum pelaksanaan ratif Saman, berbagai perlengkapan tasbih, cendana dan gaharu, korek api dan sebuah lilin, dan air putih dipersiapkan terlebih dahulu. Biasanya dilakukan pada malam jum’at. Para peserta yang berusia diatas 30 tahun akan duduk dan membentuk sebuah lingkaran ( mulai dari kanan dan kiri pimpinan upacara.
Ketika semuanya sudah duduk dengan sempurna ( menyerupai posisi duduk dalam “ tahyul akhir” yang dilakukan dalam sholat ), pimpinan upacara menjelaskan bahwa apa yang dilakukan bukan untuk memuja Syeh Saman, melainkan kepada Allah SWT agar meridhoi ratif dan menurunkan malaikat beserta jin putih ( Jin Muslim ) untuk memerangi dan mengusir Setan dari Desa Resun, dan sama yang dilakukan di Desa Resun ).
Kemudian pimpinan upacara member penjelasan tentang aturan mengucapkan zikir “ Laillaha illallah”. Karena pengucapannya harus mengikuti aturan tertentu. Sebelum mengucapakan kata “Laillah” nafas harus ditarik dalam-dalam, selanjutnya kata “hail” diucapkan sambil kepala diputar ke bahu bagian kiri, diteruskan pengucapan “Lah” ( kepala diputar ke bahu kanan ), sampai akhirnya pengucapan “Lah” yang disertai dengan tundukan kepala ke rusuk kanan.
Pengucapan kalimat “Laillahaillallah” sambil melakukan gerakan-gerakan tersebut, dimaksudkan agar peserta senantiasa mengingat Allah, hidung yang menarik udara, menurut keyakinan mereka, merupakan sumber masuknya penyakit dan masuknya Jin jahat yang mengganggu tubuh manusia. Dengan ditariknya udara dan dihembuskan kembali sembari mengucapkan “Lailahaillallah” diharapkan segala penyakit akan ikut terbuang.
Beberapa Pantangan yang tidak boleh dilanggar selama ritual adalah :
- Tidak boleh membawa mayat masuk ke dalam desa karena Jin hitam akan kembali masuk ke Desa dengan menempel pada tubuh mayat.
- Tidak boleh memikul sampan melintasi jalan desa karena akan digunakan Jin hitam sebagai kendaraan untuk kembali masuk desa
- Tidak boleh menjemur pakaian didepan pagar rumah bagian depan karena pakaian tersebut dikhawatirkan masih belum bebas dari najis sehingga dapat mengundang datangnya jin hitam.
Do’a yang selalu diucapakan dalam ritual Ratif Saman diantaranya adalah :
- Shalawat yang dilakukan selama kurang lebih 5 menit. Shalawat ini merupakan pengantar untuk membaca dan me-ratif-kan kalimat-kalimat suci Al-Qur’an yang terdapat pelaksanaan Ratif Saman.
- Pembacaan surat Al Fatihah sejumlah 10 kali
- Pembacaan surat Al Ikhlas sejumlah 10 kali
- Pembacaan Ayat Qursi
- Pembacaan surat At Tobat sejumlah 10 kali
- Pembacaan Do’a nabi yunus
- Pembacaan Kalimat “Astaghfirullah Al Azim. Allazi Laillaha illah Hua alhayyul Qalyum Waatubu ilaik” sebanyak 100 kali
- Pembacaan Shalawat Nikmat ( Nikmat Rasul )
- Pembacaan Surat Jumat
- Pembacaan kalimat “Lailaha illallah” sebanyak 300 kali ( pada saat kalimat tersebut dibacakan sebanyak 220 kali, muazin berdiri azan.
Pada saat azan, pemimpin upacara ikut berdiri dan membaca surat “alamnasroh” sebanyak 7 kali
- Pembacaan “Lakalhamdu ya Qudus La ilaha illa Allah sebanyak 50 kali
- Zikir “Antal Hadi Antallah, Laisal Hadi ilahu, sebanyak 50 kali
- Zikir “Ya Hayyun. Ya Kayyum, Ya Allah sebanyak 50 kali
- Zikir “Ya latif, Ya habir, Ya allah sebanyak 50 kali
- Zikir “Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Allah sebanyak 50 kali
- Zikir “Allah Hayyi” sejumlah 50 Kali
- Zikir “ Hayyi” sebanyak 50 Kali
- Zikir “Allah, Allah, Allah Hu sebanyak 50 Kali
- Zikir “Hu” sebanyak 50 Kali
- Pembacaan “Allah Allah Allah Saiunillah Salatullah Salamullah…..
- Selanjutnya pemimpin Upacara membacakan Surat Jumat, beberapa shalawat dan surat
Ratib Saman di Daik Lingga ini ada dua jenis yaitu Di Desa Resun dan Desa Kelumu yang pelaksanaanya dilakukan oleh cara tersendiri oleh masing-masing desa. Namun tidak jauh berbeda dalam zikir dan bacaannya.