Dalam setiap setahun sekali umat Islam di Indonesia dan memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 27 Rajab tahun Hijriyah. Isra’ Mi’raj suatu peristiwa penting dan mulia dalam Islam. Pada malam Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ yakni perjalanan bersama Malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Dari Masjidil Aqsha Nabi Muhammad bersama Malaikat Jibril Mi’raj naik ke langit menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Subhanawata’ala Tuhan bagi semesta alam. Dalam peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW., menerima wahyu dari Allah untuk menjalankan kewajiban Shalat lima waktu. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan bagian dari mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Isra’ Mi’raj sebagai peristiwa penting dalam Islam, oleh masyarakat Melayu Lingga diperingati setiap tahunnya. Peringatan Isra’ Mi’raj dilakukan mulai pada tanggal 27 Rajab atau hari selanjutnya selama masih dalam bulan Rajab. Peringatan Isra’ Mi’raj dilakukan di Masjid dan Surau di Kampung-kampung di Lingga. Kadang oleh sebagian orang dilakukan di rumah masing-masing, misalkan di rumah guru agama. Peringatan Isra’ Mi’raj bisa dilakukan di malam hari selepas Shalat Isyak atau pun siang hari selepas Shalat Zuhur.
Peringatan Isra’ Mi’raj dilakukan dengan membacakan Hikayat Isra’ Mi’raj yang berisikan kisah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Hikayat Isra’ Mi’raj dibacakan dari kitab Jawi atau Arab Melayu. Kitab hikayat Isra’ Mi’raj beredar kampung-kampung yang dimiliki oleh tokoh agama atau pun sebagian masyarakat. Kitab hikayat Isra’ Mi’raj sebagian dalam bentuk manuskrip yakni salinan ulang dari kitab asli. Para penyalin Hikayat Isra’ Mi’raj biasanya tokoh agama atau pun orang tertentu yang sangat peduli kepada peringatan Isra’ Mi’raj. Pada masa kini bisa dilihat beberapa warisan manuskrip hikayat Isra’ Mi’raj koleksi Museum Linggam Cahaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga di Daik.
Di samping mansukrip hikayat Isra’ Mi’raj, beredar juga kitab cetakan terjemahan dari bahasa Arab ke Melayu yang berjudul Kifayatul Muhtaj Fil Isra’ wal Mi’raj. Kitab ini selesai diterjemahkan oleh ulama Melayu dari Patani Syaikh Daud ibni Abdullah Al-Fatani di Mekah pada 27 Muharram 1224 Hijriah bersamaan 14 Maret 1809. Di Lingga ditemukan juga manuskrip salinan ulang dari kitab ini.
Dalam melaksanakan peringatan Isra’ Mi’raj warga masyarakat yang berkumpul di Masjid dan Surau atau rumah penduduk, membawa kue-mueh dan air manis untuk yang dihidangkan setelah selesai pembacaan hikayat. Dalam pelaksanaannya, orang yang ditunjuk sebagai pembaca Hikayat ialah tokoh agama yang fasih membaca tulisan Arab Melayu. Para pendengar yang hadir mendengarkan hikayat akan duduk berdiam diri dan menyimak setiap kisah yang diceritakan. Setelah hikayat selesai dibacakan, ditutup dengan pembacaan doa oleh pembaca hikayat dan selanjutnya menikmati bersama hidangan yang telah disediakan.
Peringatan Isra’ Mi’raj tentunya bertujuan syiar dan dakwah agama Islam. Disamping itu juga mengingatkan kembali kepada sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra’ Mi’raj yang penuh dengan hikmah, dan tentunya menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal kewajiban Shalat lima waktu. Peringatan Isra’ Mi’raj juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT., dan rasulnya, serta memperkuat ukhuwah sesama kaum muslim.
Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga