PAKAIAN TRADISIONAL “BAJU KURUNG PESAK GANTUNG”

Di Kabupaten Lingga terdapat berbagai pakaian tradisional khas Melayu, diantaranya baju kurung. Baju kurung di masa kini dipakai oleh masyarakat baik kaum laki-laki mau pun kaum wanita pada acara tertentu seperti adat istiadat, hari raya, acara resmi pemerintah dan lain-lain. Baju kurung dalam kehidupan orang Melayu bermakna mengurung aurat dan menutupi aib juga malu. Baju kurung bukan saja menutup aurat tetapi juga dibuat longgar tidak ketat di tubuh. Baju yang dibuat longgar untuk menghindari terlihatnya lekuk tubuh pemakai.

Baju Kurung Pesak Gantung

Di Kabupaten Lingga terdapat baju kurung wanita yang disebut dengan Baju Kurung Pesak Gantung. Baju pesak gantung di masa yang lalu menjadi pakaian harian wanita Melayu Lingga. Seperti yang dikatakan Encik Aisyah (umur +/- 80 tahun) baju pesak gantung koleksinya, dahulu bekas pakaian ibunya. Di masa yang lalu, baju pesak gantung menjadi  bagian dari pakaian harian kaum wanita Melayu Lingga. Di Museum Lingga Cahaya di Daik, bisa kita temukan beberapa baju kurung pesak gantung bekas pakaian orang Melayu Lingga zaman dahulu.

Baju kurung pesak gantung biasanya dibuat dari kain tenun yang bercorak atau pun tidak. Di bagian leher tidak berkerah, tetapi dijahit. Nama jahitannya disebut Tikam Tulang Belut. Menjahit tikam tulang belut dilakukan secara manual menggunakan tangan disekeliling leher bajunya. Disebut jahit tulang belut dikarenakan hasil jahitannya seolah-oleh meniru bentuk tulang belut. Seperti baju kurung pada umumnya, baju kurung pesak gantung mempunyai pesak dikiri kanan baju dan dibagian bawah ketiak dipasang pesak pendek sehingga disebut dengan baju kurung pesak gantung. Tujuan dari pesak untuk memperlonggar baju kurung. Baju kurung pesak gantung hanya menggunakan kancing satu buah dibagian leher yang bermakna Tauhid. Kancing yang dipakai tidak melekat tetapi dipasang dengan mengaitkan pada benang di leher baju. Baju pesak gantung tidak mempunyai kocek dan labuhnya sampai ke bawah lutut. Pada masa yang lampau, baju kurung pesak gantung dipadukan dengan kain sarung batik atau pun kain dengan bahan dan corak yang sama. Dalam berpakaian sehari-hari baju kurung pesak gantung dipakai dengan kain batik. Untuk menghadiri acara adat istiadat atau pun berhari raya dipadankan dengan kain dengan bahan dan corak yang sama.

Sumber : Dinas Kebudayaan kabupaten Lingga