MANAKIB SAMAN, DI KABUPATEN LINGGA

Sumber Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga

Tradisi merupakan warisan budaya dan peristiwa social masyarakat. Sebagai sebuah warizan maka tidak lah mungkin para orang ua mewariskan hal-hal yang buruk. Tradisi mengikat dan mempererat ikatan sosail dimana tradisi itu tumbuh dan berkembang. Dalam khazanah kebudayaan Melayu, nilai agama merupakan bagian penting dalam tradisi, tiga simpul sebagai perekat kesamaan sebagai jati diri, yakni adat istiadat, bahasa dan agama. Pada masa sekarang di desa Kelumu, kecamatan Lingga, tarekat sammaniyah masih berpengaruh. Hal ini disebabkan karena adanya tradisi religious, yakni membaca Manakib Syeikh Samman.

Pembacaan Manaqib Syaikh Muhammad Samman ialah mengisahkan kriwayat hidup Syaikh Muhammad Samman sebagai wali Allah yang memiliki berbagai karamah. Tradisi ini dipengaruhi oleh Murid Syaikh Muhammad Samman dan penyebar tarekat Sammaniyyah di Nusantara yang terkenal adalah Syaikh Abdussamad al-Palembani dari Pelambang dan Syaikh Arsyad al-Banjari. Masuknya pengaruh tarekat Sammaniyah ke Lingga diduga dibawa dari Riau oleh para murid Syaikh Abdul Ghafur guru Yang Dipertuan Muda Raja Ali marhum pulau Bayan atau murid-murid dari Syaikh Abdussamad al-Palembani dan Syaikh Arsyad al-Banjari.

Tradisi membaca Manaqib Syeikh Samman di Desa Kelumu masih terus dilaksanakan. Pembacaan manaqib dilaksanakan di Masjid setiap menyambut bulan Muharram tahun baru Hijriyyah. Pelaksanaan Manaqib dilaksanakan pada pagi hari sekitar jam tujuh pagi pada satu hari bulan Muharram bertujuan bertawasul kepada Syaikh Muhammad Samman agar Allah SWT, menjauhkan Desa Kelumu dari bala bencana di tahun yang baru. Pembacaan Manaqib dilaksanakan juga pada hari wafat Syeikh Muhammad Samman pada setiap 2 Zulhijah dengan tujuannya agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT, dan bertawasul agar diluaskan rezeki yang halal. Pembacaan Manaqib setiap 2 Zulhijah dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isyak.

Manaqib tidak saja dibacakan pada setiap menyambut tahun baru dan pada 2 Zulhijah ,tetapi  kadang oleh sebagian masyarakat dibacakan untuk melaksanakan sesuatu nazar. Seseorang di Desa Kelumu kadang bernazar, jika sesuatu urusan dapat dilaksanakan dia akan mengadakan pembacaan Manaqib Syaikh Samman. Seperti yang diceritakan Ibrahim (umur 54 tahun),  dia pernah menjadi anak buah kapal yang membawa barang. Di tengah laut, kapalnya dihantam gelombang dan hampir tenggelam, dan dia bernazar jika selamat akan mengadakan pembacaan Manaqib Syaikh Samman. Dia dan kapalnya selamat sampai ke Pelabuhan, dan selanjutnya di Desa Kelumu dia melaksanakan nazarnya dengan mengadakan pembacaan Manaqib Syaikh Samman.

Pembacaan Manaqib Syaikh Samman pada setiap 1 Muharram dan 2 Zulhijah, dilaksanakan di Masjid bersama-sama masyarakat Desa Kelumu. Pengurus masjid akan menyampaikan kepada masyarakat akan diadakan manaqib dan meminta masyarakat membawa makanan kue-mueh dan minuman untuk dihidangkan kepada jamaah yang hadir. Biasanya hidangan yang dibawa masyarakat yakni pulut kuning berlauk telur dan ikan atau ayam. Setelah selesai Shalat Maghrib, diadakan pembacaan Manaqib Syaikh Muhammad Samman oleh seorang yang telah biasa membaca. Di Desa Kelumu yang biasa membaca imam Masjid atau pun orang-orang yang biasa menjadi imam dan tahu membaca tulisan Arab Melayu.

Makna dari pembacaan kitab Manaqib samman yaitu berbagi rezeki, memuliakan dan kesyukuran. Biasanya manaqib samman dilakukan secara bersama-sama dengan menjemput orang-orang untuk datang kerumah yang mempunyai hajat. Fungsinya dari pelaksanaan pembacaan kitab Manaqib Samman yaitu mempererat tali silaturrahim dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Tahap-tahap pelaksanaan :

  • Menjemput orang-orang untuk datang bersama melakukan pembacaan manaqib samman
  • Menunjuk 1 orang untuk memimpin pembacaan kitab manaqib samman
  • Membaca kitab manaqib samman
  • Doa
  • Menyantap hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah berhajat.