Makam Moyang Seraga

Makam yang terletak di kampong Kandis , Pulau Buru ini adalah satu diantara situs makam di Kecamatan Buru yang berkatagori Cagar Budaya, selain Makam Badang. Seperti juga Makam Badang, makam ini sarat dengan hikayat. Seperti termuat dalam ‘Hikayat Rakyat Kabupaten Karimun.’ Makam itu dipercaya sebagai makam seorang nelayan bernama Jumat. Pangkal ceritanya, pada zaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri yang senantiasa hidup rukun. Sang suami bernama Jumat dan sang istri bernama Timah. KEduanya telah berumah tangga bertahun-tahun namun baru memasuki tahun kelima sang istri hamil.

Saat tengah mengandung inilah  sang istri ingin sekali makan daging rusa putih. Tanpa banyak berpikir, Jumat pun lalu berlayar ke pulau seberang yang kini dikenal dengan sebutan Pulau Buru untuk berburu rusa putih yag menurut kawan-kawannya ada di pulau tersebut. Setiba diseberang, Perburuan dilakukan, berbekal parang dan nasi masakan istrinya. Namunhingga sore menjelang, rusa putih yang dicari-carinya tak kunjung terlihat. Kalaupun ada, hanyalah rusa berkulit kuning kecoklat-coklatan seperti rusa pada umumnya. Hingga tanpa terasa, sudah dua minggu Jumat berada di hutan namun rusa putih yang diburunya tak juga menunjukkan batang hidungnya.

Akhirnya tanpa disadari, jumat telah berada di hutan itu hingga bertahun-tahun. Tekadnya tidak akan pulang sebelum mendapatkan rusa putih tetap ia pegang. Hingga pada satu hari, seorang raja bersama para pengawalnya yang tengah berburu di utan, menemukan binatang aneh di atas pohon  seperti orang yang sedang bertapa. Setelah ditilik-tilik temuan sang Raja itu ternya adalah seorang manusia seraga yang hamper membatu dimakan usia. Raja pun menyuruh pengawal mencukur janggut-janggut putih di badannya. Rupanya orang yang ditemukan raja adalah raganya Jumat. Oleh sang raja, raga Jumat yang telah mengeraas karena bentuk tubuhnya yang sudah membatu namun dalam keadaan utuh seperti orang bertapa. Raja pun menyruh pengawal menguburkan jasadnya dibawah pohon besar dan diberi nisan. Sejak itulah makam itu kemudian dikenal dengan sebutan Makam Moyang Seraga seperti yang bias dilihat kini di kampong Kandis.

Makam Moyang Seraga ini kini kondisinya lumayan terawatt. Tepat di atas pusara, dibangun rumah-rumahan dari kayu bercorak Melayu dan bertinggi sekitar dua setengah meteran. Di sekelilingnya terlihat banyak pepohonan hutan tinggi menjulang yang sela-selanya tumbuh subur pepohonan karet. Tampak rindang dan asri. Sementara disis belakangnya terhampar ratusan makam lain yang juga terlihat terwat baik. Sejak diketahu keberadaan Makam Moyang Seraga ini, penduduk setempat juga memfungsikan sebagian lokasinya sebagai areal pemakaman umum.

Sumber :Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun