Kue Kacang Tepung ini hanya akan dapat kita lihat pada acara pengantin Melayu Lingga yang akan dihidangkan ketika kedua pengantin/mempelai akan makan berhadap-hadapan di depan peterakne/tempat bersanding dan akan didampingi oleh kedua mak Inang sebagai pelayan Raja Sehari
Kue Kacau Tepung juga memiliki cita rasa manis dan gurih ditambah dengan perisa jagung atau pun stroberi yang menjadi bahan tambahan dalam pembuatan kue ini. Kue kacau tepung berbentuk bunga dengan ketelatenan tangan tanpa cetakan khusus dan memiliki warna bervariasi sesuai perisa yang digunakan. Jika perisa jagung maka warnanya kuning jagung, jika perisa stroberi maka warnanya merah stroberi.
Makna Kue Kacau Tepung
Kue kacau tepung memiliki makna “Bergaul secara baik dan harmonis dengan orang tua, saudara, tetangga, dan lingkungan sekitar.”
Resep dan cara membuta Kue Kacau Tepung
Bahan-bahan yang diperlukan sebagai berikut:
- 200 gr Tepung terigu
- 100 gr Gula pasir
- 3 biji telur dan untuk resep kue ini telurnya diambil utuh putih-kuningnya, untuk rasa yang lebih enak gunakan telur ayam kampung, jika tidak ada boleh diganti telur ayam ras.
- Mentega secukupnya
- Perisa sesuai selera dan biasanya menggunakan perisa jagung atau pun stroberi
Cara membuat sebagai berikut:
- Hidupkan kompor, kocok semua bahan dan setelah bahan tercampur rata baru dimasak di atas kompor, aduk perlahan adonan hingga matang
- Setelah adonan matang, diamkan sebentar lalu dibentuk sesuai selera. Untuk membentuk kue ini juga tidak ada cetakan khusus, uleni bahan di atas pada piring sajian dan jepit adonan membentuk bunga sesuai gambar di bawah.
- adonan membentuk bunga sesuai gambar di bawah.
Peralatan yang digunakan untuk membuat kue kacau tepung ini, pada umumnya sama dengan membuat kue lainnya, yaitu menggunakan kompor dan panci sebagai wadahnya. Untuk mengocok adonan boleh gunakan alat pengocok tradisional namun untuk lebih mudah adonan mengembang gunakan mixer. Untuk membentuk adonan matang menjadi bentuk bunga gunakan penjepit kue yang sama dengan penjepit kue khasidah.
Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga