Filosofi “Biar pecah dimulut jangan pecah di tangan” menggambarkan bagaimana seseorang bangsawan mempunyai etika pada saat makan. Tak terkecuali ketika sedang mencicipi sebuah penganan. Apabila seseorang bangsawan terburu-buru dan ceroboh ketika makan atau mencicipi penganan, maka mencermikan betapa buruknya tingkah laku bangsawan tersebut. Inilah sebuah pesan bijak dari sebuah penganan kalangan bangsawan melayu yang bernama kue batang buruk. Nama boleh buruk, tapi cita rasanya yang lezat akan membuat anda ketagihan. Bahan Kue batang buruk tepung gandum dicampur dengan tepung beras dan tepung kelapa yang diuli buat menjadi adonan dan dibentuk membentuk silinder bulat berongga, dan disi dengan serbuk kacang hijau yang di goreng.PENYEBARAN Tanjungpinang dan bintan dan Kepulauan Riau secara umum maupun disemenanjung melayu