Tradisi Lisan merupakan tuturan yang diwariskan secara turun-temurun ditengah masyarakat. Tradisi lisan diceritakan dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu contoh perkembangan ini adalah cerita rakyat. Dalam hal tersebut, cerita rakyat selalu berkembang dari generasi ke generasi sehingga terjadi sedikit perbedaan di antara cerita-cerita yang diturunkan. Perbedaan ini juga dapat dilihat dari berbagai macam variasi atau versi.
Tradisi lisan tidak hanya mengandung cerita, mitos, legenda, dan dongeng, tetapi juga mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya. Misalnya, kearifan lokal (local wisdom), sistem nilai, pengetahuan tradisional (local knowledge), sejarah, hukum, adat, pengobatan, sistem kepercayaan, religi, dan astrologi, serta berbagai hasil seni. Diantara tradisi lisan yang ada di Kepulauan Riau adalah, pantun, cerita rakyat, legenda dan dongeng.
Berikut distribusi objek kebudayaan berupa tradisi lisan yang ada di Kepulauan Riau;
“Gurindam 12; Pantun; Syair; Asal Usul Pulau Penyengat; Pulau Paku; Bapak Bilalang/Pak Belalang; Lebai Malang; Raja Haji Fisabilillah; Asal usul negeri Riau; Pulau Tapai; Engku Putri; Siti Janilun; Asal mula nama Tanjungunggat; Asal mula nama Teluk keriting; SiJangoi; Serapah sakit gigi Barzanji; Batu Belah Batu Betangkup; Si Badang; Karim dan Maimun; Selendang Delima; Legenda Batu Limau; Legenda Kota Pirus; Karim dan Maimun; Putra Lokan; Batu Belah Batu Betangku; Puaka Tanjung Penyabung; Si Jangoi; Putri gunung bintan; Legenda batu duyung; Legenda pulau tuah; Pinang Gumba; Bidu Berjanggut; Silang Juna; Awang Pengintai; Kancil dan Dongeng tun tan; Asal Nama Daik; Patahnya Gunung Daik,; Asal Nama Kelumu di Desa Kelumu; Datuk Kaya Montel; Asal nama pulau Mepar; Asal nama pulau Kelombok; Asal nama kampung Pelanduk.; Asal nama pulau Selayar; Asal nama Desa Penuba; Asal nama Desa Duara; Hantu Seburu; Badang Perkasa; Ikan Duyung; Bawang Putih; Batu Gajah; Taring Naga; Apek Weng Thai; Terjadinya Gunung Daik; Bakau dan Perepat; Ikan Talang; Kuda Ragam; Batu Sujud; Manggis; Dewi Perindu; Batu Ampar; Pak Dayu; Batin Mabot; Badang Perkasa; Datuk Kaya Montel; Asal usul Nama Tarempa; Candi Nyabuk; Misteri Jalan Patah Pengayuh; Si Jenang; Keramat Siantan; Suluk; Pantun; Syair; Asal Usul kerajaan kedatuan Bunguran (Kampung Segeram); Lagenda telapak toknyong; Lagenda pulau senua; Asal usul Keramat Binjai; Sejarah Kota Ranai; Lagenda Batu kasah; Lagenda nakhoda saman lain; Lagenda selat Nasi; Lagenda batu sindu; Lagenda Batu rusia; Cerita rakyat Panglima hujan; Hikayat dewa mendu; Bunguran pulau serindit; Ilun anak natuna; Gelar datuk kaya tokong pulau tujuh; Sutong beso; Keqhak pakai kace mate hitam; Mende dikabu semot tiap kali temu dengan kawan die; Kisah ikan pitong, kerapuk dengan kalat; Kancel munuh raksasa; Kepale taik munuh raksasa; Keqhak mowok colak; Buntal nyonyi lagu dangdut; Pak camat gi turne, terikat kat bum; Asal usul ikan duyung; Asal usul pulau bunguran; Pulau laut inda putera; Datuk balau silak demang megat serindit dina mahkota; Dongeng sakilalh dan sakilluh; Dua hantu nanggal; Datuk bandarsyah; Asal usul name kuta ranai; Lagenda pulau senoa.”
Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat termasuk generasi muda terhadap Tradisi Lisan serta nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi lisan serta menurunya penggunaan tradisi lisan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi kan Tradisi lisan seolah-olah tidak lagi relevan dengan kehidupan modern yang semakin terpengaruh dengan budaya asing dan teknologi. Sehingga pewarisan tradisi lisan ternyata tidak berjalan secara alamiah seperti yang diharapkan.
Akibatnya, para penutur dan komunitas tradisi lisan di negeri ini semakin berkurang. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mendorong berbagai usaha mempercepat proses penguatan tradisi lisan sebagai identitas budaya dalam membangun peradaban. Karena sejatinya, tradisi lisan itu bisa menjaga keharmonisan di tengah komunitas masyarakat kepulauan riau sekaligus menjaga cagar budaya yang telah ada dan seharusnya terus diwariskan secara turun-temurun. tradisi lisan berperan penting untuk membangun karakter bangsa karena kandungan nilai-nilai moral yang ada dalam tradisi lisan.