KELONG

Bagi masyarakat pesisir khususnya yang tinggal di daerah Kabupaten Bintan, melihat atau menggunakan alat tradisional kelong bukanlah hal yang baru. Bagi mereka kelong merupakan salah satu cara dalam menangkap ikan di laut. Bentuk Kelong tidaklah sama seperti alat menangkap ikan pada umumnya karena bangunan alat menangkap ikan sejenis kelong berbentuk suatu bangunan yang didirikan di laut. Kelong biasanya dibangun dari kayu panjang yang dihujamkan sampai ke dasar laut yang dangkal. Kelong tersebut biasanya dilengkapi dengan jala atau jarring sebagai penangkap ikan. Jadi, kelong merupakan tempat yang permanent di laut yang dimanfaatkan untuk menangkap ikan. Pembuatan kelong membutuhkan biaya yang cukup besar, dapat mencapai ratusan ribu rupiah. Pembuatan kelong juga memperhatikan aturan-aturan tertentu dengan suatu upacara khusus. Proses pendirian kelong perlu memperhatikan hal sebagai berikut:

  1. Tempat/lokasi yang dipilih berdasarkan perhitungan seorang dukun;
  2. Penancapan tiang/tonggak sebagai tanda tempat yang akan didirikan kelong beserta pemberian sesaji yang sudah ditetapkan berdasarkan tradisi yang turun temurun;
  3. Setelah melewati waktu yang ditentukan/ditetapkan (sekitar 1 – 3 hari), dukun melihat kembali tempat yang akan didirikan kelong tersebut. Apabila tonggak tumbang atau ada perubahan maka pendirian kelong tidak dilanjutkan. Apabila tonggak tidak ada perubahan, maka pendirian kelong dapat dilanjutkan;
  4. Berdasarkan pada isyarat lewat mimpi yang dialami oleh dukun/pawing, isyarat tersebut mempunyai makna baik atau buruk, apabila isyarat bomo baik, pendirian kelong bisa dilanjutkan, sedangkan apabila bermakna buruk, maka pendirian kelong tidak diteruskan;
  5. Pemilihan tiang-tiang pancang, diambil dari pohon di hutan yang dipandang cukup tua dan panjang. Setelah terpilih pohon yang sudah ditetapkan oleh dukun maka dimulai dengan penebangan sampai pada pengangkutan ke pantai (tiang sebanyak 150-400 untuk satu kelong);
  6. Pemancangan tiang pertama juga disertai dengan sesaji yang didahului pembacaan mantera-mantera oleh dukun yang bertujuan supaya selama pendirian kelong tidak ada aral melintang dan setelah itu dapat membuahkan rezeki yang banyak.

Sedangkan, alat yang dipergunakan untuk membuat kelong antara lain: kayu, resam, kawat, nilon (untuk pengikat) dan tangkul. Ada beberapa jenis kelong, hal ini dibedakan dari fungsi kelong tersebut misalnya jenis ikan yang akan ditangkap serta menurut tempatnya, jenis kelong tersebut antara lain:

  1. Kelong Pantai (dipasang di pantai);
  2. Kelong Karang (dipasang di pantai yang berkarang pada laut yang dalam);
  3. Kelong Dengkis (Dengkis adalah nama sejenis ikan yang sangat dikenal oleh masyarakat keturunan Cina).

Bagian-bagian kelong terdiri atas penajur, beremban sayap kiri dan sayap kanan, bunuh luar, bunuh pari dan bunuh mati, kayu bontot.

Cara-cara memakai kelong : Apabila kelong sudah dipasang, ikan akan masuk melalui bunuh luar yang terletak di antara kedua sayap, seterusnya akan menuju bunuh pari setelah banyak di bunuh pari ikan akan menuju bunuh mati, apabila sudah masuk ke dalam bunuh mati ikan siap untuk diciduk dengan tangguk ataupun dengan cara menyelam. Beberapa pantangan dalam mengusahakan kelong :

  1. Tidak boleh bicara kotor di atas kelong;
  2. Tidak boleh ada barang yang jatuh seperti uang atau barang lain yang dibawa dari darat ke dalam kelong;
  3. Tidak boleh kena pendayung pada bagian kelong, hal ini akan menyebabkan sawang/sial;
  4. Pemiliknya tak boleh takabur/sombong/kufur dan angkuh.

Untuk mengatasi agar tidak terjadi pelanggaran atas syarat-syarat yang telah ditetapkan itu, kelong itu harus ditepung tawari dan disemah. Setelah di tepung tawari dan disemah barulah diadakan doa selamat.

 

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan