SINGGANG

Singgang adalah salah satu makanan tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Bintan, makanan ini tidak hanya sekedar makanan tradisional tetapi telah menjadi brand terhadap ciri khas daerah ini dalam bidang wisata kuliner. Setiap pengunjung yang datang ke daerah Bintan pasti akan mencari singgang yang berasal dari daerah ini seperti dari Kijang dan Kawal karena nilai rasa yang terdapat di daerah ini memiliki ciri khas dan rasa yang lebih nikmat dibandingkan dengan singgang ditempat penjualan lainnya. Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke daerah Bintan jika tidak men cicipi makanan tradisional tersebut. Secara umum bahan dasar untuk membuat singgang tersebut adalah dari ikan. Namun bukan bearti hanya dari bahan itu saja, tetapi masih banyak perlengkapan yang harus disiapkan jika ingin memasak singgang tersebut. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mengolah makanan tradisional singgang sebenarnya sangat sederhana, tidak memerlukan terlalu banyak campuran atau bumbu-bumbu.

Adapun bahan utamanya adalah ikan. Tidak semua jenis ikan enak dibuat makanan sindang ini tetapi ikan yang dibuat dapat dari jenis ikan belanak, terubuk, selangat, dang parang. Sedangkan bumbunya adalah: – 2 ulas bawang merah – 1 ulas bawang putih – 1 ruas halia – 1 genggam lada kecil – 2 cangkir asam jawa – Garam secukupnya Bahan-bahan tersebut sangat mudah di dapat dan biasanya selalu tersedia dalam setiap rumah tangga, demikian juga jenis-jenis ikan yang digunakan umunya ikan yang selalu dijual di pasar atau ikan yang selalu dapat ditangkap oleh nelayan setempat sehingga tidak menyulitkan dalam mengolah makanan tersebut.

Setelah semua bahan terkumpul maka pertama-tama dilakukan adalah membersihkan ikan tersebut, ikan disiangi dengan bersih dan di siram dengan air. Kemudian bawang merah dan bawang putih diiris. Lada kecil dibuang tangkalnya. Setelah itu siapkan tempat memasak dapat menggunakan kayu api atau kompor. Pada zaman dahulu umumnya setiap rumah tangga hanya memasak dengan kayu api sehingga pembakaran dapat dengan sempurna sehingga masakan juga lebih lezat. Setelah api dinyalakan dan diletakkan periuk yang digunakan sebagai tempat memasak lalu masukkan asam jawa ke dalam periuk, lalu masukkan halia, setelah itu ikan yang telah dibersihkan juga turut dimasukkan sesuai dengan ketersediaan atau keinginan berapa ekor yang akan dimasak semua tergantung pada bumbu atau keinginan sang pemasak, lalu masukkan garam secukupnya, jika ingin ditambahkan dengan penyedap rasa juga bisa sesuai dengan selera atau keinginan. Pastikan semua bumbu telah dimasukkan ke dalam periuk lalu tunggu hingga mendidih. Setelah beberapa lama maka masakan akan mendidih dan siap untuk dihidangkan sebagai lauk saat makan siang atau malam hari.

Makanan ini sangat digemari dan menjadi makanan pavorit bagi keluarga di daerah Bintan dan sekitarnya. Setelah beberapa lama maka masakan akan mendidih dan siap untuk dihidangkan sebagai lauk saat makan siang atau malam hari. Makanan ini sangat digemari dan menjadi makanan pavorit bagi keluarga di daerah Bintan dan sekitarnya. Makanan singgang, sebagaimana makanan tradisional lainnya memiliki arti dan makna tidak saja bagi kekayaan makanan tradisional tetapi bagi khasanah budaya nusantara dibidang kuliner yang menjadi salah satu andalan dalam mengangkat keberadaan budaya daerah melalui keberadaan kulinernya hingga diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata dan sektor lainnya dalam rangka memberikan kesempatan peluang usaha yang sebesar-bersarnya hingga akhirnya dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat. Untuk itu keberadaan kuliner harus dapat di angkat sedemikian rupa sehingga memberikan daya tarik daerah ini untuk dapat dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Agar makanan tradisional tersebut dapat lebih dikenal secara luas maka perlu upaya dan usaha dari berbagai pihak untuk memperkenalkan dan melestarikan berbagai kekayaan makanan tradisional yang sangat benyak jumlahnya dari berbagai daerah dan suku bangsa yang ada di tanah air termasuk dari makanan tradisional Melayu yang beraneka ragam bentuk dan citarasanya.

 

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan