LAGENDA BATU CATUR

Lagenda batu Catur berkisah antara dua buah kerajaan kecil, yaitu kerajaan negeri Serasan dengan kerajaan
Negeri Tanjung Datok yang hendak melangsungkan pesta pernikahan antara Putri Langsai dengan Putra Mahkota dari kerajaan Tanjung Datok. Negeri Serasan dan Tanjung Datok dipisahkan oleh selat. Untuk kelancaran pesta
pernikahan, maka kedua kerajaan tersebut sepakat untuk membuat jembatan dari batu yang akan menghubungkan
kedua kerajaan tersebut.

Di Negeri Tanjung Datok sudah mulai melaksanakan pekerjaan tersebut, dengan menyusun dengan batu-batu
yang mengarah ke Negeri Serasan. Sementara di negeri Serasan juga sudah mulai mengerjakan pembuatan
jembatan tersebut. Tetapi pekerjaan tidak siap sampai air pasang naik. Hal ini disebabkan oleh kelalaian Hulubalang
Raja yang malah asyik dengan bermain Catur, sehingga pekerjaan tersebut tidak terselesaikan.

Melihat jembatan yang tidak selesai sesuai dengan perjanjian, maka Rajapun murka terhadap Hulu Balang
tersebut dan menendang Catur-Catur tersebut hingga berantakan.

Demikianlah singkat cerita hingga batu tersebut dinamakan batu Catur. Yang jika dilihat batu tersebut memang
mirip seperti papan Catur berkotak-kotak.

 

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan Kabupaten Natuna