Permainan layang di Kabupaten Lingga memiliki keunikan tersendiri. Terdapat beberapa jenis layang di Kabupaten Lingga yang tidak terdapat di daerah lainnya, dan ada juga layang memiliki fungsi tertentu seperti menangkap jenis binatang tertentu melalui permainan layang namanya layang tokong. Permaianan layang tokong hanya terdapat di Kabupaten Lingga.
PEMAIN
Permainan ini dapat dilakukan secra perorangan atau bersama kawan-kawan. Permainan ini biasanya dilakukan dan digemari oleh anak laki-laki. Tidak ada batasan umur tertentu umumnya dimainkan oleh anak usia 5 hingga 12 tahun, namun banyak juga permainan ini dimainkan oleh orang dewasa apalagi permainan layang dengong umumnya dimainkan oleh orang dewasa.
ATURAN DAN CARA MEMAINKAN
Bermain layang sangat bergantung pada cuaca,khususnya pada angin.layang akan sulit untuk terbang jika tidak ada angin.tanda tanda alam yang paling mudah melihat ada atau tidaknya angin untuk menerbangkan layang adalah dengan melihat daun pohon bergelombang/bergoyang tertiup angin.jika tanda tanda alam berupa gelombang daun pohon terlihat maka menerbangkan layangan akan lebih mudah di lakukan.Bermain layangan juga harus memperhatikan lokasi permainan lokasi dengan lapangan terbuka akan membuat lebih mudah karena jika banyak pohon membuat resiko layangan gampang tersangkut, apalagi jika anak tidak mahir mengendalikan arah layangan. Tahapan permainan layang adalah sebagai berikut :
– Mempersiapkan peralatan berupa layang dan benang
Terkadang jenis layangan disesuaikan dengan jenis benang yang akan digunakan jadi tidak sembarang benang dapat digunakan dalam bermain layangan. P an jang ben an g j u ga di sesu ai k an d en gan jeni s permainan layangan yang akan dilakukan, bagi anak- anak yang masih belajar bermain layangan cukup menggunakan layang benang kain. Namun jika ingin mengadu layangan maka akan disiapkan jenis benang yang sudah diolah dengan campuran kaca/gelasan. Jika menggunakan layangan dengung maka benang yang disipakan adalah benang yang sedikit lebih besar.
– Bermain layangan sangat ditentukan oleh angin dan lokasi permainan
Oleh sebab itu harus melihat potensi adanya angin dan lokasi permainan berupa lapangan luas Biasanya pada musim angin Utara atau pada musim angin kencang dan musim panas
– Posisi badan pemain layangan harus membelakangi arah angin
sehingga layangan dapat mudah terangkat melayang naik ke udara. Jika angin sedikit maka dapat dibantu dengan bantuan teman dengan memegang layangan dengan jarak antara 5 hingga 10 meter dari pemegang benang atau pengendali layangan. Selan- jutnya menarik tali dengan cepat atau dapat dengan melaku kan lari agar layang terangkat naik. Jika layangan sudah terangkat naik, maka pengendali layangan dapat menyesuaikan uluran tali dan keting- gian layangan. Setelah ketinggian yang diinginkan pemain atau pengendali layang dapat memainkannya sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengatur arah layangan dapat dilakukan dengan cara tarik dan ulur benang, biasanya jika benang diulur maka layangan akan bergerak selanjutnya dapat ditarik sesuai arah yang diinginkan atau dengan memanfaatkan kekuatan angin.
– Jika permainan layangan diadu
maka benang yang disiapkan adalah benang yang diolah dengan cara melekatkan pecahan kaca halus menggunakan lem. Benangnya diolah sedemikian rupa hingga menjadi tajam. Guna ketajaman benang adalah untuk diadu dengan benang layangan lainnya, jika kalah maka benangnya putus dan layangannya akan lepas dan terbang melayang.
– Jika menaikkan layangan jenis
biasanya sekedar hobi maka tidak perlu menggunakan benang begelas tapi cukup benang biasa atau benang bola/tangsi. Jenis layang lainnya adalah layangan waw atau layangan bedengon. Perbedaan layangan waw dan bedengong adalah pada bentuknya. Layangan waw memiliki bentuk khusus yang dibuat seindah mungin dan suara yang dikeluarkan juga cukup kuat. Sedang- kan layangan bedengong bentuknya tidak ditentukan dapat bebas boleh berbentuk apa saja yang terpenting adalah mengeluarkan suara berdengung.
– Jenis layan gan lai nnya dalah layangan tok ong
Layangan ini berfunsi untuk menangkap keluang. Layangan yang digunakan adalah layangan umum berbentuk segi empat tetapi bagian kepala dan ekornya sedikit siku meruncing agar mudah untuk diken- dalikan, pada benangnya diikatkan juntaian mata kail beberapa buah agar keluang tersangkut saat terbang melewati layangan/benang tersebut. Jumlah mata kail yang ikat bervariasi dapat diikat sebanyak 15 hingga 20 buah mata kail.
JENIS LAYANG LINGGA
– Layang dengong.
– Layang bulan/indah dan banyak lagi nama lainnya.
– Layang tokong
– Layang bereko
– Layang berambu
– Layang ikan
– Dan lain-lain
ALAT UNTUK MEMBUAT LAYANGAN
Secara umum alat yang dibutuhkan untuk membuat apapun jenis layangan tradisional hampir sama, perbe- daannya terletak pada besar kecilnya layangan dan bentuk layangan yang akan dibu at. Semakin besar layangan yang akan dibuat maka bahan yang digunakan akan semakin banyak dan pembuatannya semakin rumit.
Adapun alat yang dibutuhkan untuk pembuatan layangan adalah:
– Bambu atau kayu nibung
– Benang.
– Pisau, parang, dan gunting.
– Kertas minyak atau plastik.
– Lem perekat/lem kertas.
– Pensil, penggaris, dan meteran.
– Untuk tambahan sesuai dengan jenis layangan yang akan dibuat.
CARA MEMBUATNYA
Pada dasarnya apapun jenis layangan cara pem- bu atan ny a h amp ir sama, ti ngkat k esu li tan u n tu k membuat layangan tergantung pada jenis atau bentuk layangan yang akan dibuat semakin besar dan beragam bentuk maka tingkat kesulitannya semakin besar. Untuk layang permainan anak dengan bentuk sederhana seperti wajik, pembu atannya cu kup mudah dan tidak me- merlukan waktu lama dalam pengerjaannya. Pada uraian ini tidak mengupas secara rinci cara membuat seluruh bentuk layangan tetapi dicontohkan pada bentuk umum layangan saja. Jika membuat layang yang besar maka bahan yang digunakan juga semakin beragam dan kayu atau bambu yang digunakan juga lebih besar. Bentuk layangan yang akan dibuat adalah layangan sederhana dengan bentuk wajik. Tahap pertama adalah menyiapkan bilahan bambu yang akan digunakan sebagai tulang dasar pada layangan. Bilahan bambu dipotong menjadi dua bilahan dengan ukuran panjang dan ketebalan bamboo disesuaikan dengan hasil layangan yang ingin dibuat.
Layang-layang adalah sejenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Pada umumnya layang-layang ini dimainkan pada musim angin kencang karena apabila tidak ada angin, layang-layang tersebut tidak bisa naik. Oleh sebab itu, peranan angin sangat besar untuk bermain layang-layang. Selain itu, para pemain harus cakap dan terampil sehingga laying-layang yang dimainkan bisa naik. Jika tidak memperhatikan hal tersebut maka layang-layang akan sulit untuk naik, keberadaan angin sangat menentukan dalam memainkan permainan layang-layang. Tempat yang selalu menjadi sasaran permainan adalah lapangan terbuka dan luas, seperti: lapangan sekolah, tepi pantai, jalan raya yang tidak banyak pepohonan besar. Permainan ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa-peristiwa sosial tertentu dan tidak mempunyai unsur-unsur religius-magis di dalamnya. Tetapi hanya merupakan sekedar permainan untuk mengisi waktu luang, selain itu dapat menjadi hiburan masyarakat. Dengan memainkan layang-layang maka diharapkan dapat menghilangkan segala kepenatan pikiran dan tenaga setlah bekerj, namun bagi anak-anak permainan ini murni sebagai permainan belaka setelah segala aktifitas sekolah maupun pekerjaan rumah telah selesai dilaksanakan. . Jenis layang-layang yang terdapat di daerah Bengkalis ada dua macam yakni: layang-layang biasa, dan layang-layang simbang (wow). Layang-layang biasa disebut juga layang-layang sabung yakni layang-layang yang khusus disabung atau diadu. Layang-layang sabung bentuknya lebih sederhana dan bidang lebih kecil daripada layang-layang simbang. Bentuk yang sederhana dan kecil ini memang diperlukan untuk kelincahan gerak ketika diadu. Hal lain yang sangat penting dan patut mendapat perhatian dalam permainan layang-layang sabung ini adalah kualitas benang. Benang yang kuat dapat memutuskan benang layang-layang lawan. Biasanya, benang yang akan dipergunakan bertanding, diolah terlebih dahulu dengan tepung kanji dan kaca yang sudah digiling halus. Adapun layang-layang yang dianggap menang, adalah yang tetap bertahan terbang di udara. Permainan layang-layang, dimainkan oleh siapa saja tanpa membedakan status social masyarakat. Pada awalnya permainan ini hanya dimainkan oleh masyarakat nelayan di pedesaan, namun kini permainan tersebut cukup berkembang dan dimainkan juga oleh masyarakat di Kota Bengkalis. Proses perkembangan permainan layang-layang ini terjadi secara alami. Asal mula permainan ini tidak diketahui secara pasti Peserta atau Pelaku Permainan Jumlah peserta dalam permainan layang-layang ini 3-6 orang dalam satu regu, tapi bisa dilakukan secara perorangan sesuai dengan kesepakatan sebelum bermain. Pada umumnya pemain layang-layang adalah laki-laki berumur antara 13 sampai 45 tahun. Perlengkapan dan Peralatan Permainan Permainan layang-layang memerlukan lapangan terbuka dan luas sehingga peserta bisa bergerak dengan bebas. Bahan-bahan yang digunakan untuk permainan ini adalah benang, kertas, dan benang gelasan (kaca). Jalannya Permainan Para pemain mempersiapkan layang-layang yang akan dimainkan. Setelah persiapan matang kemudian ditentukan arah angin. Untuk menaikkan layang-layang ini harus ada asisten yang membantu yakni satu orang memegang benang. Layang-layang dinaikkan melawan arah angin, seandainya angina bertiup ke selatan, maka layang-layang ditarik dari selatan ke utara. Dengan menyongsong arah angin tersebut maka layang-layang akan bisa naik. Adapun tinggi naiknya layang-layang ditentukan oleh panjang benang yang digunakan. Dalam perkembaganya saat ini, permainan layang-layang telah berkembang sedemikian rupa sehingga bentuk dan jenis layangan banyak bermunculan dan dapat diperoleh dengan membeli pada tempat-tempat tertentu yang menjual layangan. Selain itu, event-event perlombaan layangan juga sudah sering dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka memeriahkan sesuatu perayaan atau sekedar mengingatkan tentang permainan tradisional masyarakat yang telah dikenal sejak masa lalu.
Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga