Orang tua-tua Melayu mengatakan bahwa rumah tangga adalah tempat dan kehidupan yang amat mereka muliakan, pelihara dan utamakan.disiniah lahir anak cucu dan keturunan diwariskan berbagai nilai luhur dan norma-norma social yang dianut. Oleh karenanya , rumah tangga harus dapat menjadi tempat yang membawa kedamaian, kenyamanan dan kebahagiaan.
Dalam ungkapan dikatakan,’’bila rumah tangga tidak semenggah, anak cucu hidup menyalah’’ dan ‘’bila rumah tangga aman sejahtera, disitulah tempat surga dunia’’. Ungkapan-ungkapan adat menyebutkan bahwa “tuah umat hidup mufakat, tuah keluarga rumah tangga bahagia”. Acuan ini mendorong orang Melayu menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan rumah tangganya. Salah satu upayanya dengan mempersiapkan anak-anak mereka sebelum memasuki kehidupan perkawinan yaitu berupa bekal material dan juga bekal petuah amanah.
Umumnya menjelang memasuki perkawinan, anak-anak diberi tunjuk ajar yang disebut “petuah amanah sebelum nikah” yang hakikatnya dapat disamakan dengan nasihat perkawinan. Petuah ini diberikan oleh ibu bapaknya dan dapat juga diberikan oleh orang yang dituakan atau yang ditunjuk oleh keluarga pengantin. Pemberian petuah amanah sebelum nikah ini diberikan secara berangsur-angsur, tidak secaara formal. Dalam ungkapan dikatakan, “memberi petuah dipenanggah’’ maksudnya petuah amanah dilakukan di mana saja, terutama dalam kehidupan sehari-hari . Namun demikian ada pula petuah amanah yang disampaikan secara khusus, tetapi dapat pula disampaikan secara terbuka dalam keluarga sebagai perpaduan petuah amanah yang disebut petuah amanah berumah tangga.
Adapun petuah amanah yang dimaksud antara lain berbunyi sebagai berikut :
Wahai anak dengarlah petuah
Petuah amanah orang tua-tua
Petuah turun salin bersalin
Petuah sampai jalin menjalin
Petuah disebu sambut bersambut
petuah diwariskan zaman berzaman
yang petuah mengandung hikmah
yang amanah mengandung berkah
yang pusaka mengandung manfaat
petuah diberi menurut adat
pegang olehmu erat-erat
amanah diberi menurut syarak
pegang teguh jangan berganjak
wahai anak dengarlah petuah,
kini engkau lah besar panjang
lah punya beban beserta hutang
jantan jangan lapuk membujang
betina jangan lapuk dikandang
patutlah anada berumah tangga
patut sudah nikah dan kawin
mengikuti adat menurut sunnah
sepanjang ada pertemuan
sepanjang ada orang yang mau
berumah tangga banyak hutangnya
hutang laki kepada bini
hutang bini kepada laki
hutang orang tua kepada anak
hutang anak ke ibu bapak
hutang kepada mertua taya
hutang kepada ipar durai
hutang kepada anak menantu
hutang kepada sesama besan
sebelum nikah, elokkan tingkah
sebelum nikah, luruskan langkah
sebelum nikah, cari petuah
sebelum nikah, berumah
sebelum nikah bertanah
sebelum nikah siapkan nafkah
sebelum nikah banyak bersusah
Dalam khazanah budaya melayu terdapat pula ungkapan yang berkaitan dengan nikah kawin yang sebagian dipakai dalam petuah amanah perkawinan. Orang tua-tua mengatakan bahwa ungkapan ini dapat dimanfaatkan kepada siapa saja, baik bagi yang sudah kawin ataupun akan kawin. Ungkapan ini hakikatnya dikhususkan sebagai nasihat perkawinan dan sering kali dijadikan “pelengkap atau penyempurna dalam petuah amanah perkawinan.