Para perajin yang menjadikan tudung manto sebagai mata pencaharian telah ada sejak lama. Kamarulzaman mengatakan, mengingat sejarah bahwa pada zaman kerajaan Kampung Mentok dijadikan sebagai pusat kerajinan tekstil, maka patut diyakini bahwa telah ada perajin tekat upahan pada zaman itu. Kamarul menduga, para penekat ini adalah orang-orang yang berasal dari kalangan rakyat biasa yang bekerja untuk para bangsawan. Terlepas salah atau benar dugaan Kamarulzaman
tersebut, perempuan yang bekerja sebagai pembuat tudung manto setidaknya telah ada sejak era 1950an. Usaha perajin ini kemudian berhenti seiring dengan memudarnya tradisi tudung manto dalam masyarakat Lingga. Perempuanperempuan ini bahkan ada yang masih hidup sampai sekarang. Sejak tradisi tudung manto kembali meriah, kerajinan tudung manto kembali menjadi salah satu pilihan pekerjaan bagi perempuan Melayu Daik yang memiliki minat dalam industri kerajinan ini. Tudung manto dianggap sebagai pilihan yang masuk akal dan menguntungkan dalam kondisi yang mereka hadapi. Para perajin tudung manto ini berasal dari kelompok masyarakat menengah kebawah, dengan tingkat pendidikan SMA. Rata-rata suami mereka bekerja tenaga honor, buruh bangunan dan pekerja swasta lainnya. Untuk menambah penghasilan keluarga para perempuan ini harus bekerja, namun ketersediaan lapangan pekerjaan sangat terbatas. Dengan ijazah yang dimiliki, mereka hanya dapat melamar bekerja sebagai buruh di sektor usaha perdagangan atau sebagai pekerja rumah tangga, dengan penghasilan Rp.800.000 — 1.200.000 perbulan, jauh lebih kecil dari UMK Kabupaten Lingga. Oleh karena itu, perempuan-perempuan ini lebih memilih bekerja sebagai penekat tudung manto. Sebagai perajin mereka bisa memperoleh penghasilan sebesar 1-1,4 juta rupiah sebulan, tergantung kemampuan mereka mengerjakan tudung manto dalam satu bulan. Selain Itu jam kerja sebagai perajin tudung manto sangat fleksibel sehingga mereka tetap memiliki waktu penting Apa BUS rumah tangga. Alasan yang tidak kalah penting adalah, bahkan merupakan alasan yang utama, bekeria sebagai penekat dinilai lebih bergengsi dari pada atau pembantu rumah tangga.