Tepuk Tepung Tawar Kepulauan Riau

  • Ditetapkan sebagai WBTB Indonesia Tahun 2018
  • Kategori : Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Perayaan-perayaan
  • Diskripsi:

Bagi Masyarakat Melayu Kepulauan Riau, tradisi Tepuk Tepung Tawar atau Tepung Tawar menjadi salah satu bagian penting dalam sejumlah prosesi adat – istiadat. Baik dalam adat di dalam adat perkawinan, berandam, khatam, syukuran, penabalan, peresmian maupun prosesi lainya. Menurut A.R Radcliffe Brown, antropolog berkebangsaan inggris menyampaikan gagasan konsep dasar yang berkaitan dengan sruktur sosial sebuah masyarakat dalam karangannya ”The Andaman Islanders” (1922) mengatakan, upacara dapat dilihat sebagai pernyataan simbolik sentiment tertentu yang diatur, oleh sebab itu upacara boleh dikatakan mempunyai kesan dalam mengatur, mengekal dan menurunkan sentimen yang menjadikan resam tubuh masyarakat itu dari satu generasi ke generasi yang lain. Upacara Tepuk Tepung Tawar ini menjelaskan prosesi adat, bentuk fungsi serta proses adat yang berlangsung di Bunda Tanah Melayu, Kabupaten Lingga. Sebuah kota lama yang menjadi pusat ibu kota Kesultanan Lingga – Riau ( 1787 – 1900 ) lebih kurang 114 tahun.

Dalam buku yang berjudul syair Sultan Mahmud IV atau Sultan Muhmud Muzzafar Syah ( 1841 – 1857 yang dialihkan aksara dan dicetak ulang pada 10 November 1990 di Jakarta Oleh departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal, Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara juga menjelaskan bagaimana prosesi Tepuk Tepung Tawar yang sudah berlangsung di dalam istana

Penyambutan Tepuk Tepung Tawar  di ambil dari salah satu bahan yang menjadi ramuan pelaksanaan prosesi ini, yaitu air dari beras putih – beras basuh – yang telah digiling dan dibersihkan. Bagi orang melayu Kepulauan Riau Tepuk Tepung Tawar memiliki maksud agar dihindarkan dari segala marabahaya dan memohon keselamatan dari sang khalik, Allah SWT. Memiliki nilai spritual bagi masyarakat melayu Kepulauan Riau.

Dalam ungkapan orang melayu :

Yang disebut Tepuk Tepung Tawar

Menawar segala yang berbisa

Menolak segala yang menganiaya

Menjauhkan segala yang menggila

Mendindingkan segala yang menggoda

Menepis segala yang berbahaya

Di dalam Tepuk Tepung Tawar

Terkandung segala restu

Terhimpun segala do,a

Terpatri segala Harap

Tertuang segala kasih sayang

Gambaran tepuk Tepung Tawar adalah beras yang digiling halus dan dibasuh  ( Tepung Beras ) yang dicampur dengan air dan daun setawar untuk menjampi. Tepuk Tepung Tawar oleh masyarakat Melayu juga di bubuhi daun liamau serta serbuk Kayu Cendana ditambah sejumlah perlengkapan lain pada sebuah wadah. Ia digunakan sebagai perantara mendo,akan keselamatan kepada orang ataupun benda dengan cara menupungtawari yaitu menepuk atau menabur atau merenjis Tepuk Tepung Tawar, Beras Kunyit, beras basuh dan bertih mengunakan daun perenjis pada bagian tubuh manusia ataupun benda agar diberikan keselamatan dan terhindar dari marabahaya. Orang yang melakukan Tepuk Tepung Tawar atau Menepuk Tepung Tawar ialah orang yang mengerti dan faham betul akan adat, budaya dan agama. Selalunnya berjumlah ganjil, Yakni orang yang mengerti maksud dan tujuan dari pelaksanaan adat tersebut.