Kepulauan Riau memiliki khazanah seni dan budaya yang beraneka ragam. Dalam kelompok seni tradisi, daerah Kepulauan Riau memiliki beberapa seni tari seperti Tari Inai, Serampang Dua Belas, Patah Sembilan, Zapin, Joget Dangkong atau Joget Tandak, Joget Lambak dan banyak lagi lainnya yang masih ada hingga saat ini. Tari tradisi ini juga telah banyak dikembangkan oleh seniman daerah lokal menjadi tari-tari kreasi yang baru.
Selain seni tari, di daerah Melayu Kepulauan Riau berkembang juga seni peran (teater). Jenis-jenis seni peran ini antara lain meliputi;
- Boria
- Wayang Cecak,
- Makyong,
- Mendu, Dan
- Wayang Bangsawan.
Untuk Boria digiatkan kembali seni peran ini untuk kalangan anak-anak di pulau Penyengat. Seni Wayang cecak sempat punah di kepulauan riau, namun akan dikembangkan lagi dalam pembinaan dan pengembangan Kebudayaan Melayu. Untuk Makyong masih ada sampai sekarang di beberapa daerah seperti Mantang Arang, Bintan, Pulau Panjang, Batam dan kota Tanjungpinang. Sedangkan seni Mendu terdapat di kabupaten Natuna dan wayang bangsawan/teater bangsawan ada di Kabupaten Lingga.
Seni Musik Melayu juga berkembang dengan baik, antara lain Gazal, Dondang Sayang, Joget dan lainnya, dan alat music yang digunakan dalam music melayu seperti Tambur, Biola, Gong, Rebab, Marwas, Gendang, Rebana, Kompang, Gambus, Seruling dan sebagainya. Bersamaan dengan seni music, berkembang pula seni suara atau seni vocal. Dalam kesenian dan budaya melayu kepulauan riau banyak juga kesenian memiliki pengaruh Islam yaitu Tradisi berzanji, asyrakal, marhaban, kompang, gambus dan berdah.