Dinas Kebudayaan Kepri menggelar rapat koordinasi dengan dinas kebudayaan/kabupaten kota se-Kepri di Kantor Disbud Kepri, Dompak, Senin (22/5) kemarin. Rapat membahas program dimasing-masing dinas tahun 2017 dan perencanaan 2018. Ada beberapa kab/kota yang tidak dapat hadir pada kegiatan ini diantaranya, Kota Batam, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Yatim Mustafa mengatakan (Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri), menyatakan dalam sambutannya, rakor antar instansi yang membidangai kebudayaan ini sangat penting karena tak hanya sifatnya koordinasi, komunikasi, tapi juga dapat memperbaiki hubungan yang terputus antara provinsi dan kabupaten/kota. Dalam pemaparannya fokus kegiatan Dinas Kebudayaan Kepri pada tahun 2018, yaitu pembangunan Museum Provinsi Kepulauan Riau juga pagelaran pesta rakyat kepulauan Riau, juga adanya festival tradisi pesisir. Diharapkan rakor ini dapat mensinerjikan, saling melengkapi dalam promosi kebudayaan. Jangan sampai overlap, Propvinsi menganggarkan, kabupaten/kota juga menganggarkan untuk hal yang sama. Misalnya Tanjungpinang alokasikan anggaran untuk Penyengat, provinsi bisa untuk Kota Rebah.
Dalam kesempatan ini, Toto Sucipto (Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri) juga memaparkan tugas fungsi BPNB Kepri serta program kegiatan BPNB Kepri tahun 2017 dan rencana kerja tahun 2018. Kami terbuka untuk pemda yang ingin bermitra dalam melestarikan, pengkajian ataupun penelitian. Tahun ini BPNB Kepri melakukan MoU dengan Dinas Kebudayaan Lingga dalam hal menggarap tiga penelitiann dan diterbitkan bukunya.”kata Toto (Kepala BPNB Kepri).selain itu dipaparkan juga kondisi pencatatan dan penetapan warisan budaya tak benda nasional serta tata cara pengisian Formulir Usulan untuk karya budaya yang akan ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. Kepri baru ada 12 karya budaya yang sudah ditetapkan. “untuk itu Tugas kita bersama bagaimana Kepri mengusulkan sekian banyak karya budaya dan ditetapkan juga lebih besar. Tahun 2017 diusulkan 23 karya budaya, yang lulus hanya dua. Berjenjang dan Tari Inai, keduanya dari Lingga,”ujarnya.
Dalam kesempatan ini juga ada pemaparan dari Kab/Kota kondisi yang dialami kabupaten/kota. Syafaruddin dari Disbudpar Kota Tanjungpinang berharap agar Disbud Prov. Kepri menyelenggarakan sebuah event besar di Kepri yang menjadi ikon. Yang dapat dirasakan langsung oleh 7 Kab/Kota “Dulu adanya Tamadun Melayu yang dibuat provinsi. Tapi sekali saja dan tidak berkelanjutan,”sebutnya. Selain itu juga, dalam Pembangunan museum Provinsi Kepulauan Riau sudah menjadikan arsitektur yang becirikan Melayu.
Dinas kebudayaan Kabupaten Lingga yang diwakili oleh Kabid Kesenian Dikbud Lingga, Tengku Julia Asparida menyampaikan agar Disbud Kepri menyelesaikan serah terima aset bangunan Museum Lingga. Agar dalam pemeliharaan dan pemanfaatan museum ini lebih maksimal. Tengku juga berharap agar Disbud Kepri dan BPNB Kepri mengarahkan kegiatan kebudayaan di Lingga.