Tanjungpinang – Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau akan membangun sebuah MONUMEN BAHASA yang berada dipulau Penyengat, tepatnya di depan bukit kursi. Monumen ini akan dibangun diatas lahan seluas 6 hektar dengan luas gedung 2 hektar. Pembangunan Monumen Bahasa Melayu di Pulau Penyengat ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) HM. Sani, Senin (19/8/2013). Peletakan batu pertama disaksikan oleh Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah, perwakilan DPRD Provinsi Kepri dan DPRD Kota, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, budayawan, seniman dan masyarakat setempat. Pengerjaan monumen diharapkan selesai tahun 2015 mendatang merupakan wujud dari penghargaan dan penghormatan PemerintaH Provinsi Kepri Kepada Raja Ali Haji yang telah berjuang dan merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional di bidang Bahasa.
Monumen Bahasa melayu ini diharapkan dapat mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai kesadaran akan sejarah Bahasa Melayu yang merupakan cikal-bakal Bahasa Indonesia kepada generasi masa kini dan masa yang akan datang, dan arti bahasa Melayu yang dipakai di Kepulauan Riau dan Lingga. Pelaksanaan pembangunan Monumen Bahasa Melayu ini merupakan tindak lanjut dari dari mufakat 12 kebudayaan Melayu antara Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri dan LAM Provinsi Riau pada saat seminar nasional bahasa Indonesia di Pekanbaru, Riau, 2010 lalu, yang dihadiri masing-masing gubernur. “Selain pembangunan Monumen Bahasa Melayu di Penyengat ini, di Pekanbaru juga akan dibangun monumen pengkajian dan pembinaan bahasa Melayu”.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Arifin M Nasir, mengatakan, peletakan batu pertama itu merupakan tanda peresmian pembangunan Monumen Bahasa Melayu. Karena, pembangunannya akan langsung dilaksanakan, dengan tahap pertama pengerjaan dan pemotongan lahan yang dilanjutkan dengan pengerjaan struktur basement 1 dan 2 yang dialokasikan dari anggaran APBD 2013. Sementara untuk pengerjaan lanjutan yakni tahap kedua dengan mengerjakan pembangunan lantai 4, 8, 9 dan 10 serta dilanjutkan dengan pemasangan batu bata, dan atap spektrum.
Gedungnya sendiri mengambil ornamen huruf Arab alif. Anggaran untuk pembangunan tahap kedua sudah diusulkan saat Musrenbang tahun 2013 dengan anggaran untuk pengerjaan tahap kedua sebesar Rp8 miliar. Dan pembangunan tahap ketiga berupa pemasangan elektrikal, sanitasi, landscape, jalan lingkungan, serta pencahayaan dengan anggaran sebesar Rp4 miliar,” jelasnya. Gedung ini nantinya akan menjulang setinggi 62 meter dengan luas lahan 40 meter persegi serta akan dihiasi dengan taman bermotif huruf Arab “Ya”.