Pawai Seni dan Budaya Kreatif 2014 diikuti oleh 34 peserta yang berasal dari berbagai daerah. Dalam pawai yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin (18/8/2014) sore
Pawai budaya seni dan budaya kreatif tahun 2014, Provinsi kepulauan riau melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau menampilkan tarian keberagaman sirih mengambil tema keberagaman dalam persatuan dan kesatuan RI. Sirih dikenal sebagai simbol budaya dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu. Sirih yang melambangkan sifat rendah hati, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para, batang pohon sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Daun sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan di sekitarnya, sirih juga merupakan simbol kerukunan dan perdamaian. Sirih dipakai dalam upacara menyambut tamu, upacara merisik dan meminang, upacara pernikahan, pengobatan tradisional, dan berbagai upacara adat yang lain. Dalam upacara pernikahan, sirih dirangkai dalam bentuk sirih junjung yang cantik dan ada sirih lelat daun sirih yg diberikan oleh pengantin laki-laki kpd pengantin perempuan (pd acara pertemuan),. Di dalam upacara resmi kebesaran istana, sirih junjung dipakai sebagai hiasan yang menyemarakkan suasana. Sirih junjung juga dibawa sebagai kepala suatu arak-arakan adat.
Tarian yang dibawakan oleh 20 orang penari dengan diiringi arak-arakan pengantin dan juga diikuti kereta hias yang bertemakan gedung Monumen bahasa, yang merupakan penghormatan kepada pahlawan nasional Raja Ali Haji yang telah menjadi salah satu tokoh pahlawan nasional di bidang bahasa. Monumen Bahasa ini diharapkan dapat mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai kesadaran akan sejarah Bahasa Melayu yang merupakan cikal-bakal Bahasa Indonesia sehingga menjadi bahasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
10 Provinsi yang dinobatkan sebagai penampil terbaik masing-masing diantaranya Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Jambi, Kalimantan Timur, Lampung, dan Jawa Barat.
Peserta yang memenangi predikat penampil terbaik itu rata-rata menampilkan bukan hanya tarian atau kesenian khas daerah masing-masing namun juga mengkreasikan atribut-atribut kebudayaan daerah dalam bentuk kontemporer atau tetap dalam pakemnya namun menarik serta meriah. Pawai Seni dan Budaya Kreatif 2014 yang berlangsung Senin sore mulai pukul 15.00 WIB itu menyemarakkan kawasan sekitar Monumen Nasional Jakarta Pusat. Pawai tersebut diikuti oleh hampir 4.000 peserta dari 34 provinsi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat menyampaikan laporannya mengatakan tema Pawai Seni dan Budaya Kreatif 2014 adalah mengenai Indonesia Bersatu. “Yaitu konsep negara bangsa yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika, kesatuan hati dalam memelihara sumber daya alam dan sumber daya budaya di seluruh tanah air, kesatuan hati menciptakan kreativitas dan satu hati menciptakan kerukunan,” katanya. Diawali dari lapangan utara Monas, peserta pawai kemudian masuk ke halaman Istana Merdeka dan menampilkan atraksi 5-10 menit kemudian bergerak ke Jalan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan dan kembali ke pintu Utara Monas. Pawai kali ini merupakan pawai budaya terakhir pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Oktober mendatang.