Motif

Motif disebut juga dengan ragi, atau corak sebuah ragam hias. Motif dasar Melayu Lingga pada umumnya merupakan gambaran dari simbolisasi alam yang terdiri dari flora, fauna, dan benda-benda angkasa. Inspiratif dari alam tersebut kemudian direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya maupun dalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tidak lagi menampakkan wujud aslinya.

Sebagai bekas daerah kemaharajaan Melayu yang berbudaya dan berpengaruh, Lingga mewarisi berbagai bidang seni budaya. Hingga saat ini, tradisi tersebut tetap berpegang teguh dengan berbagai aspek seni keseharian.

Keberadaan moti yang telah bersebati dengan masyarakat Lingga, membuat pemerintah kabupaten Lingga memberikan perhatian yang lebih dengan keberadaan motif.setidaknya saat ini, pemerintah Kabupaten Lingga telah mendaftarkan hak paten 21 motif batik asli Lingga ke kementerian Hukum dan HAM. Motif yang di daftarkan tersebut adalah motif Kampuk Manggis, Bunga Sekak, Itik Ulang Petang, Bunga Melati, Kapak Leman, Bintang-bintang, dan motif khas Lingga lainnya.

Tidak hanya berusaha mendapatkan hak paten atas motif tersebut, Pemerintah Kabupaten Lingga sejak beberapa tahun terakhir juga rutin mengikuti pameran didalam dan diluar negeri terutama di Singapur dan Malaysia. Bahkan, sejak 2008 silam, telah dibangun Rumah Batik di Dabo Singkep sebagai pusat studi pengembangan batik dann motif.

Setiap bentuk motif, memiliki makna dan nilai-nilai tertentu yang merupakan filosofi kehidupan masyarakat Lingga. Makna- makna yang ada merupakan konsepsi tetang sesuatu yang dianggap baik, bernilai dan bercita-citakan. Motif bergambar hewan misalnya, hewan yang dipilih adalah yang memiliki sifat yang baik atau berhubungan dengan kepercayaan tertentu, seperti motif semut beriring, walau tidak melukiskan semut dalam bentuk sesungguhnya semut beriring disimbolkan karena serangga tersebut memiliki sifat rukun dan saling tolong menolong.Begitu  pula dengan motif bergambar lebah, disebut lebah bergantung karena bersifat lebah yang selalu memakan makanan yang baik dan bersih, dan mengeluarkannya dalam bentuk madu agar dimanfaatkan oleh orang-orang ramai. Sedangkan motif bergambar naga berkaitan dengan kepercayaan bahwa naga adalahh hewan yang perkasa dan menguasai lautan yang maha luas.

Beberapa motif yang dikenal di Lingga adalah motif tali air, motif ini bermakna ketuhan dan kesatuan hulu baling serta angkatan laut dalam menjaga kedaulatan kerajaan dari ancaman serangan pihak luar. Motif ini menggambarkan bahwa masyarakat Melayu Daik menganggap kekuatan laut merupakan hal yang penting dalam mencapai kejayaan sebuah kerajaan.

Motif Tampuk Manggis dimaknai sebagai kejujuran. Tampuk Buah Manggis secara ilmiah merupakan gambaran isi jumlah buah Manggis yang terdapat di dalamnya. Hal ini sejalan dengan pepatah Melayu,”takkan berbohong si Tampuk Manggis”.

Motif awan larat dimaknai panjang usia dan keagungan. Motif awan larat diambil dari gambaran awan yang sambung menyambung. Motif ini secara khusus ditujukan untuk mendoakan kekuasaan sultan yang sedang berkuasa. Dibalik makna keagungan yang terkandung di dalamnya tersimpan kerendahan hati., bahwa kekuasaan seorang sultan sangatlah terbatas.

Motif lainnya seperti motif kaki bawah yang dibuat sambung menyambung, dimaknai sebagai bentuk kesatuan dan kekompakkan rakyat dalam kerajaan. Kekompakkan dan kesatuan rakyat diyakini ssebagai benteng yang paling kuat dan tidak bisa ditembus oleh kekuatan dari luar.selain itu, motif kaki bawah juga dimaknai sebagai budaya melayu yang berfungsi sebagai benteeng bagi masyarakat melayu daik., benteng yang menjaga tingkah laku orang melayu daik agar selalu dalam kotidor norma dan nilai budaya.

Beberapa motif lainnya juga mengandung makna, seperrti motif bintang-bintang bermakna ketaqwaan kepada Allah SWT, motif pecah piring bermakna pentingnya saling berbagi baik dalam keluarga maupun masyarakat, motif itik pulang petang, dimaknai sebagai keteraturan dan kedisplinan, motif bunga kangkung dimaknai sebagai keuletan, kerja keras, dan pantang menyerah, motif bunga cengkeh, dan bunga tanjung dimaknai sebagai simbol keharuman dan bermanfaat bagi orang lain, motif bunga kundur dimaknai persatuan dan kesatuan, motif bunga teratai dimakai sebagai kekuasaan sultan yang luas dan memberikan kedamaian kepada rakyatnya, motif buga melur dimaknai kesucian dan ketulusan hati, motif kembang setaman, jurai, dan oyah dimaknai sebagai simbol kekayaan kemakmuran dan kemegahan.

Motif lainnya yang sering digunakan adalah motif lipat/lepih, motif gigi hiu, motif garis putus, moif tepi bangke, motif belah ketupat, motif tulang belut, motif kotk-kotak, motif pedang-pedang, motif insang pari, dan lain sebagainya.