Kolek merupakan sejenis perahu layar tradisional yang berukuran kecil, yang menjadi salah satu alat transportasi tradisional suku Melayu di Kepulauan Riau yang mulai langka sejak masuknya motor tempel pada awal tahun 80-an lampau
Jenis permainan ini terdapat pada masyarakat yang tinggal di pesisir pantai seperti di Kecamatan Teluk Sebong dan Tambelan. Pada awalnya lomba kolek diadakan dalam rangka mencoba miliknya selepas turun galang saja, dan hanya dilaklukan oleh para nelayan dengan kolek nelayannya, tidak merupakan alat pertandingan khusus. Namum permainan ini berkembang di masyarakat sehingga pada zama Kekuasaan Sultan Riau paad abad XVII. Permainan ini pun menjadi semakin populer, karena pada saat itu Sultan menawarkan hadiah yang besar buat para pemenang lomba tersebut. Tekong atau juru mudi kolek yang menjuarai perlombaan biasanya langsung diangkat menjadi pengawal istana, ada yang dipersunting dengan dayang-dayang istana. Pada masa sekarang lomba kolek menjadi hobby, jika dahulu lomba kolek tidak ada peraturan khusus secara mengikat, namun kini perlombaan kolek sudah dilengkapi dengan peraturan yang disepakati bersama.
Adapun kolek-kolek lomba ini biasanya dibuat dari kayu yang agak ringan, dan kuat daya apungannya seperti medang, pulai dan rengas rapak, layar terbuat dari kain ataupun belacu. Tali temali dari tali sabut yang dipintal. Pengumpul dari kayu tahan tidak patah untuk dikayuh serta dipaut sebagai kemudi dalam keadaan angin biar bagaimanapun kencangnya
Sebelum perang Dunia II, lomba kolek sangat populer di daerah Moro, Karimun, Pulau Penyengat, Lobam, Kundur, Ngenang, Pulau Buluh, Kasu dan Pulau Terung di Kepulauan Riau. Secara layak, lomba kolek diterima oleh pemerintah Belanda menjadi salah satu acara hiburan rakyat pada setiap hari memperingati 31 Agustus dan sekarang menjadi permainan rakyat untuk memeriahkan perayaan 17 Agustus.
Sampai saat sekarang permainan lomba kolek menjadi permainan rakyat yang tetap dilaksanakan setahun sekali secara mentradisi. Lomba kolek, lazimnya diadakan pada waktu siang mulai dari jam 09.30 hingga berakhir jam 13.00 antara jam tersebut itulah angin sedang berhembus kencang, rata dan pasangpun sedang penuh yang memberi kemungkinan besar bagi kolek-kolek itu diprlombakan, perlu dipersiapkan suatu arena dipinggir pantai yang terbuka baik dari laut maupun dari darat guna menampung angin yang menjadi sumber perlombaan kolek itu. Sebab, tanpa angin yang berhembus dengan baik maka perlombaan tidak akan berlangsung dengan memuaskan. Peserta perlombaan ini biasanya berjenis kelamin Pria dari kelompok Nelayan maupun penggemar lomba kolek.