KELENTENG SAM PO TENG

Kelenteng Sam Po Teng merupakan salah satu peninggalan Cagar Budaya yang ada di Kepulauan Riau. Kelenteng ini terletak di jalan Raya Masjid Rt 01 Rw  06 Kampung Busung, Dusun Garuda Desa Buru Kecamatan Buru  Kabupaten Karimun. Kelenteng Sam Po Teng ini mudah untuk di jangkau karena berada di sisi jalan raya dan berdekatan dengan Masjid Besar Raja Haji Abdul Ghani sekitar 50 M ke arah Timur . Kelenteng Sam Po Teng dibangun pada tahun 1815 oleh warga cina yang berada  di Pulau Buru. Kelenteng merupakan tempat suci untuk beribadah serta sebagai tempat untuk menampung semua aktifitas yang berhubungan dengan dewa disana baik hanya untuk konsultasi maupun  sekedar berkomunikasi.

Teras Kelenteng ini didirikan di atas landasan alas yang terbuat dari semen coran setinggi 26 cm dari permukaan tanah. Denah bangunan berbentuk persegi panjang dengan arah hadap bangunan ke barat daya. Teras depan berupa ruang terbuka yang cukup sempit berukuran 4,21m x 1m dengan lantainya terbuat dari ubin tegel berwarna merah 40 cm x 40 cm. Di teras ini, tepatnya di sisi kiri kanan pintu masuk ke ruang utama terdapat wadah dupa yang menempel di dinding terbuat dari kayu. Ruang Utama. Pintu masuk menuju ke ruangan utama berjumlah 3 buah, dengan pintu utama berada di tengah-tengah menghadap ke barat daya terbuat dari kayu dibagian dalam dan dibagian luar terbuat dari besi setinggi 100 cm, dua pintu lainnya berada di sisi barat laut dan tenggara yang terbuat dari kayu.

Bangunan ini terbuat dari bata berspesi kapur dengan ketebalan dinding 26 cm. Lantai ruangan ditinggikan ± 10 cm terbuat dari ubin tegel berwarna merah berukuran 40 cm x 40 cm. atap bangunan berbentuk pelana dengan dinding tembok/solid. Sebelum menuju altar utama terdapat tempat 2 buah meja altar yang dilengkapi benda benda perlengkapan upacara yaitu : lilin besar, tempat lilin kecil dan meja lainnya tempat meletakan dupa. Altar utama berisi 3 buah patung dewa dengan dewa utama berada di tengah yaitu Dewa Toa Pek Kong (dewa kemakmuran), di sisi barat laut Sang Guru (leluhur), dan di sisi tenggara Buddha.

Ruang Samping, di samping kanan (sisi tenggara) ruangan terdapat ruang berbentuk persegi panjang yang dihubungkan oleh pintu berdaun satu terbuat dari kayu. Lantai ruangan terbuat dari keramik berwarna putih dan cat dinding berwarna kuning. ruang ini terdiri dari 2 buah ruangan, yaitu 1 buah kamar di sisi timur laut dan ruang lepas. Ruangan ini berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang yang diperlukan ketika upacara-upacara besar seperti kursi dalam jumlah banyak dan meja

 

Sumber : Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat (Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau Dan Kepulauan Riau)