IDENTITAS KEPRIBADIAN BUDAYA MELAYU

Kebudayaan melayu bersendikan pada nilai-nilai islam dengan  istilah “adat bersendikan syara’ dan syara’ bersendikan Kitabullah”. Dengan demikian maka seseorang yang mengaku dirinya orang Melayu mau tidak mau atau suka tidak suka harus menjalankan adat-istiadat melayu, berbahasa Melayu, berpakaian melayu dan juga beragama Islam.

Oleh karena itu maka jika berbicara tentang budaya melayu maka tidak lepas dari ajaran agama Islam seperti dalam ungkapan pepatah, perumpamaan, pantun, dan syair yang menyiratkan nilai-nilai dan norma kehidupan orang Melayu. Disisi lain, adat Melayu merupakan konsep yang menjelaskan satu keseluruhan cara hidup orang melayu di alam melayu.

Orang melayu memiliki adat istiadat yang harus diikuti oleh setiap anggota masyarakat. Setiap anggota masyarakat “wajib” menjalankan adat seperti adat alam, hukum adat, adat bernegeri, adat berkampung, adat memerintah, adat berlakibini, adat bercakap, dan sebagainya. Adat Melayu adalah fenomena keserumpunan yang mendasari kebudayaan Melayu. Dahulu Melayu merupakan kerajaan-kerajaan yang berada di kawasan Nusantara. Seorang Raja harus memegang teguh adat Melayu dalam menjalakan kekuasaannya terhadap rakyatnya. Adat-adat Raja-raja Melayu di antaranya adalah:

  • Melayu diri, yaitu merendahkan diri, tiada mau membesarkan diri, baik dari segi adab-tertib, bahasa pertuturan, perjalanan, dan kedudukan;
  • Tidak garang, yaitu berlemah lembut tidak berlebih-lebihan, tidak berkurangan;
  • Orang yang majelis, yaitu sederhana dalam perlakuan, perbuatan, perkataan, pakaian, dan perjalanannya; dan
  • Adab pandai menyimpan diri, yaitu pandai mengawal kata-kata, penglihatan dan pandangan dari perkara yang keji.