GERAKAN DASAR TARIAN KEPULAUAN RIAU

Tari tradisional di Kepulauan Riau memiliki identitas masing-masing bagi daerah-daearah yang berada dalam satu Provinsi. Gerakan tarian tradisional memberikan keindahan tersendiri dan memiliki makna yang dituangkan dalam media gerakannya. Tari daerah atau tari tradisional merupakan salah satu adat istiadat yang turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan dilakukan berulang-ulang serta mengandung nilai-nilai atau norma-norma yang mengikat masyarakatnya.

Di Kepulauan Riau terdapat tarian-tarian yang yang berasal dari 7 gerakan dasar. Beberapa diantaranya yaitu:

  1. Lenggang, Gerakan Lenggang dilakukan dengan ketukan sedang yang setiap gerakannya dilakukan dalam satu hitungan. Gerakan Lenggang terdapat dalam Tari Lenggang Patah Sembilan, dan Tari Cecah Inai. Pada gerakan Lenggang, kaki melangkah ditempat, tangan diayun empat hitungan kemudian hitungan kelima kaki dibuka bersamaan dengan tangan bersiap diputar. Hitungan ke enam telapak tangan diputar bersamaan salah satu kaki menutup. Hitungan ketujuh dan delapan dilakukan kembali dengan tangan dan kaki sebelahnya.
  2. Tempo Inang. Gerakan Tempo Inang sedikit lebih cepat dibanding Lenggang. Gerakan ini terdapat dalam Tari Melemang dan Tari Merawai
  3. Gerak Joget dapat kita temui dalam tari Jogi dan juga dilakukan oleh pemain mak yong dalam teater makyong ataupun dilakukan oleh mak joget dan anak joget bersama kelompok musik Dangkong.
  4. Jingket seperti yang ada dalam tari Jogi. Pada gerakan Jingket kaki sedikit ditekuk kemudian salah satu kaki jinjit bahu digerakkan kedepan dan belakang secara bergantian kiri dan kanan.
  5. Gerakan tari yang diilhami dari gerakan silat biasanya dilakukan oleh penari laki-laki seperti pada Tari Cecah Inai dan Mak Inang Pulau Kampai.
  6. Gerakan Alif selalu ada dalam tarian Zapin seperti pada Zapin Penyengat. Pada gerakan ini salah satu tangan seperti menyerok dengan tangan dikepal dan jempol diacungkan satu kaki dilangkahkan kedepan secara diagonal. Kemudian memutar setengah lingkaran lalu melangkah dua kali. Beberapa penari tidak menggunakan titik dan beberapa lagi menggunakan titik pada langkah kakinya. Besar kecilnya pergerakan tangan dan kaki terjadi seiring perkembangan jaman.
  7. Gerak – gerak suku pedalaman (suku laut Talang Mamak). Suku Talang Mamak tadinya masih satu provinsi, akan tetapi setelah pemekaran Kepulauan Riau menjadi provinsi suku pedalaman tidak ikut dan tetap menjadi bagian dari provinsi Riau. Oleh karena itu gerakan ini tidak dibahas secara lanjut dalam tulisan ini karena penelitian ini dibatasi di Kepulauan Riau.

 

SUMBER : Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Nur Sekreningsih Marsan & Mia Juliana Siregar