DARI CERITA MELAYU HINGGA CERITA MINANGKABAU

Pertunjukan Bangsawan menjadi primadona masyarakat umum. Melalui pertunjukan Bangsawan masyarakat dapat menikmati beragam adegan, mulai dari dialog, kelucuan, perkelahian, iringan musik, nyanyian dan sebagainya. Pertunjukan Bangsawan seolah melihat tingkah laku kita di atas panggung. Hanya saja cerita yang dibangun lebih kerap tentang kehidupan lampau. Hal ini tidak lepas dari cerita yang dibawakan biasanya bercerita tentang kehidupan keluarga kesultanan.

Cerita-cerita Bangsawan yang diangkat biasanya cerita-cerita populer yang bersumber pada hikayat, sejarah, legenda dan sebagainya. cerita-cerita populer tersebut di satu sisi menjadi nilai tambah bagi sebuah pertunjukan. Di mana masyarakat merasa telah akrab dengan alur dan plot-plot cerita. Bagi masyarakat, barunya sebuah cerita bukan menjadi sesuatu yang penting. Namun dengan cerita-cerita yang populer itu penonton sedang melakukan identifikasi dirinya sebagai bagian dari komunitas masyarakat.

Ternyata dalam dinamika kelompok Bangsawan di Lingga tidak terpatok hanya melakukan pertunjukan cerita-cerita yang ber-setting Melayu semata. Beberapa kelompok itu bahkan pernah mempertunjukan ceritacerita di luar Melayu. Misalnya cerita dari tanah Minangkabau, Jawa, Cina, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut menurut Sutamat Arybowo (2008) menunjukan bahwa panggung Bangsawan bersifat sangat akomodatif, cair dan mudah menerima cerita-cerita dari luar komunitas budayanya. Dan mereka tidak mempermasalahkan jika mengangkat cerita-cerita dari luar itu. Salah satu kelompok yang pernah membawakan cerita

Minangkabau, Sabai Nan Aluih adalah kelompok Ikatan Pemuda Desa (IPD) Panggak Laut. Meskipun mereka berlatar belakang kebudayaan Melayu para anggota IPD tidak Segan mengangkat cerita yang berasal dari kebudayaannya. Bahkan mereka harus bersusah payah latihan menuturkan bahasa Minangkabau. Kelompok  bangsawan lain pun pernah membawakan cerita dari Jawa, hanya saja kelompok tersebut hanya mengambil setting ceritanya Saja.

Lakon Apek Kuang Tay juga kerap dipertunjukan di panggung Bangsawan. Hal itu juga menunjukan atas keterbukaan masyarakat Melayu terhadap orang-orang luar. Dengan kata lain keterbukaan masyarakat Melayu tergambar dari peran-peran yang ada di atas panggung. Di panggung Bangsawan tokoh di luar Melayu tidak selalu digambarkan dengan stereotip negatif.

 

 

Sumber : Buku Teater Bangsawan Lingga