Bintan Art Festival

Masyarakat Bintan dan Tanjungpinang yang sudah memadati lokas kegiatan Bintan Art Festival untuk menyaksikan Seluruh produk kesenian khas dari tujuh kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bakal tampil dalam satu panggung bertajuk Bintan Arts Festival (BAF) 2015, di Lapangan Relief Antam Kijang, Bintan Timur, Sabtu (29/8/2015). Acara ini Dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau (Drs. H. Arifin Nasi, M.Si). Dalam sambutannya Arifin Nasir mengungkapkan, kegiatan BAF tahun ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kesenian-kesenian yang ada di Kepulauan Riau masih punya tempat untuk dipertunjukkan ke masyarakat luas. “generasi muda sekarang sudah nyaris tak pernah melihat Makyong, Berdah, maupun Mendu. Kalau anak muda Kepri sendiri tak pernah tahu, bagaimana mungkin mereka akan mencintai keseniannya. Kan tak kenal maka tak sayang,” dengan tekad dan semangat untuk menjaga dan melestarikan kesenian tradisional Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau menggandeng Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau sebagai penanggung jawab acara. Menurutnya kegiatan semacam Bintan Arts Festival bisa terselenggara dengan sukses bila berada di tangan yang tepat. Terlebih dikarenakan harus mengakomodasi seluruh pelaku seni yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kepri. “Dan Dewan Kesenian Provinsi Kepri berhasil melakukan itu semua. Saya sangat mengapresiasi kerja keras dari teman-teman di dewan kesenian,” ucap Arifin. Kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari dan akan ditutup pada hari minggu (30/08/2015).

Pada Kegiatan Bintan Arts Festival (BAF) 2015, para pelaku seni mempertunjukkan produk kesenian yang mengusung ciri kebudayaan khas masing-masing daerah. Berurutan, Sabtu malam, masyarakat Bintan dan Tanjungpinang yang sudah memadati lokasi tak sabar untuk menyaksikan kesenian tradisional dari masing-masing daerah di 7 kab/kota diprovinsi kepulauan riau ini, Kelompok musik Samudera Ensemble membuka penampilan yang cukup memukai para penoton yang telah memadati Lapangan Relief Antam Kijang, Bintan Timur, secara berurutan penampilan kesenian Berdah dari Karimun, Zapin Tempurung dari Tambelan, Boria dari Penyengat, Makyong dari Bintan, Jogi dari Batam dan ditutup atrakasi joged Dangkong Moro dari Karimun. Tak ketinggalan pula kesenian Randai dari Kuantan Singingi, Riau. Sementara teater Mendu dari Natuna dan Gendang Siantan dari Anambas baru ditampilkan dan All Wahid dari Tanjungpinang, Minggu (30/8). Penyanyi joged Dangkong asal Karimun( Kak Long), mengatakan, panggung kesenian semacam ini sudah dirindukannya sejak lama. menurut perempuan 60-an tahun ini dan sudah menekuni seni joged Dangkong sejak dekade 1950-an, dahulu nya joget dangkong hanya menggunakan 2 alat musik yaitu gendang dan gong sehingga disebut dengan dangkong,. “dahulu kesenian sempat mati suri karena konfrontasi. Semua orang tak ada duit, jadi tak ada orang yang mau mengundang joged Dangkong,” katanya dari atas panggung. Tak pelak selain terhibur aksi penampilan Kak Long dan kawan kawan, masyarakat juga begitu antusias menyaksikan dan merindukan pertunjukan kesenian-kesenian Tradisonal. Terlebih saat penampilan Makyong asal Bintan, yang mengundang gelak tawa para penonton. Menyaksikan Kesenian teater tradisional ini,  selain sarat muatan kearifan lokal juga berbalut dengan humor.