BINDU

Gasing merupakan permainan tradisional Melayu Lingga. Gasing di Lingga terdiri dari dua jenis, yakni gasing berkaki dipasang temen (kaki gasing disampul dengan besi berbentuk pipa untuk menghancur gasing lawan) dan gasing jantung.  Sebelum masyarakat Lingga menggunakan mesin untuk membuat gasing, para pengrajin menggunakan peralatan tradisional yang disebut bindu. Secara tradisional, gasing dibuat menggunakan bindu yang menggunakan tenaga manusia.  Bindu merupakan peralatan tradisional yang telah lama dikenal atau pun digunakan masyarakat Lingga, hal ini dapat dilihat di Kitab Pengetahuan Bahasa karangan Raja Ali Haji. Dalam Kitab Pengetahuan Bahasa, Raja Ali Haji menjelaskan “Bindu yaitu perkakas orang melarik kayu, memperbuat gasing atau lainnya, yaitu sesuatu rupa perkakas diperbuat daripada kayu.”

Bindu dibuat dari kayu dan dua besi runcing disebut inca. Fungsi inca yang dipasang dikiri kanan kayu bindu untuk menahan ditengah-tengah dua sisi kayu bahan pembuat gasing, sehingga kayu bahan pembuat gasing bisa berputar saat dilarik. Untuk melarik gasing digunakan tali yang dipasang pada kayu bahan pembuat gasing. Diperlukan dua orang menggunakan bindu untuk melarik gasing, yakni tukang yang membuat gasing dan tukang tarik. Kayu bahan gasing yang dilarik menggunakan bindu perlu terlebih dahulu ditarah berbentuk menyerupai gasing yang disebut bakal. Kikir dan pahat digunakan untuk membentuk bakal menjadi gasing saat melarik. Satu buah bindu bisa digunakan untuk membuat satu sampai tiga buah gasing secara serentak.

 

Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga