Berarak adalah acara mengantarkan pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan dan merupakan salah satu proses dalam pernikahan adat melayu. Proses berarak dilaksanakan dua kali. Arak-arakan pertama pada saat hendak menikah, sedangkan arak-arakan kedua pada saat pengantin laki-laki akan disandingkan di pelaminan. Pada saat arak-arak menjelang persandingan biasa diantar dengan tabuhan kompang, dan diapit bunga manggar. Pakaian yang dikenakan oleh pengantin laki-laki pada saat berarak adalah jubah yang dilengkapi dengan selendang dan kopiah yang berbentuk bulat dengan warna putih atau kekuning-kuningan. Acara ini diawali dengan pembacaan Shalawat Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga oleh ketua rombongan yang dijawab oleh semua yang hadir.
Posisi pengantin dalam perjalanan menuju rumah pengantin perempuan ada di belakang ketua rombongan. Ia diapit oleh dua orang (sebelah kiri dan kanannya). Pengapit-kanan memayungi Sang pengantin, sementara pengapit-kiri membawa tas kulit yang berisi peralatan/pakaian sehari-hari pengantin. Di belakang pengantin adalah barisan orang-orang yang membawa beras kunyit, alat-alat musik (2 buah gendang panjang, 1 buah gong dan 1 buah serunai). Di belakangnya lagi ada pemencak silat dan para wanita yang berpakaian adat Melayu (berkain batik, berbaju kurung dan berselendang).
Dalam perjalanan rombongan berarak, setiap 5 atau 10 langkah pengantin, disertai dengan penaburan beras kunyit, bunga mawar, dan uang logam. Penaburan itu semakin menambah meriahnya rombonngan pengantin karena setiap kali ada penaburan anak-anak kecil berebut untuk memperolehnya, terutama uang logamnya. Makna simbolik dari penaburan itu adalah kesejahteraan. Artinya, Sang pengantin, dalam perjalanannya (berumah tangga) selalu memperoleh kesejahteraan. Perjalanan tidak hanya diiringi berbagai taburan, tetapi juga diiringi dengan musik (gendang silat). Sesampainya di halaman rumah pengantin perempuan, rombongan arakan pengantin disambut dengan pencak silat oleh salah seorang dari pihak pengantin perempuan. Pihak pengantin laki-laki juga menampilkan pemencaknya. Lalu, mereka bertanding. Pertandingan ini bukanlah sungguhan, mereka hanya sekedar menunjukkan jurus-jurus silatnya saja.