BATIK LINGGA

Batik adalah warisan budaya Nusantara, tidak terkecuali di Lingga, Batik juga bagian dari budaya Melayu Lingga. Batik telah menjadi pakaian orang Melayu Lingga sejak masa lampau. Kain Batik di zaman kerajaan Lingga-Riau telah menjadi bagian dari pakaian kalangan istana. Kain Batik dijadikan juga bagian hantaran mas kawin raja sama raja di Kerajaan Lingga-Riau.

Di zaman kerajaan Lingga-Riau usaha pengrajin batik telah berkembang di Lingga. Beberapa manuskrip jawi tentang cara membuat batik kedah dapat di temukan di Museum Linggam Cahaya. Manuskrip ini berasal dari Rumah Laksamana Lingga Encik Muhammad Yusuf di Kampung Tengah Daik dan beberapa cap batik dapat ditemukan di rumah tersebut. Laksamana Lingga Encik Haji Muhammad Yusuf bertuga semasa Sultan Abdurrahman Muazzam Syah (1884-1911). Hal ini menunjukkan membatik telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Melayu Lingga di masa yang lalu.

Pemakaian kain batik telah menjadi tradisi khususnya bagi kaum wanita. Kain batik dijadikan kain sarung yang dipakai seharihari dirumah dengan baju kebaya atau pun baju kurung. Kain batik juga dijadikan baju kurung namun sangat langka di temui. Dimasa kini membatik masih dilakukan oleh pengrajin yang ada di Daik. Motif batik yang dipakai adalah motif tradisional yang berasal dari Lingga antara lain corak bunga kiambang, kelopak jambu air, bunga kesumba, dan lain-lain.

 

Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga