ASAL MUASAL NAMA MERAL (KECAMATAN MERAL-KAB. KARIMUN)

Pulau Karimun pada masa lalu yaitu pada masa Kerajaan Riau-Lingga yang berpusat di Pulau Penyengat merupakan sebuah wilayah dengan pusat pemerintahan di Meral, bukan tampak seperti sekarang ini dimana pusat pemerintahan berada di Tanjung Balai. Keadaan ini merupakan perubahan struktur pemerintahan seiring dengan proses sejarah yang berhubungan dengan Kerajaan Riau Lingga.

            Pada saat kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis. Saat itu SultanMansyur Syah yang memerintah pada masa itu memberikan larangan Zuriat ( Keturunan raja-raja Malaka) tinggal di Malaka, hal itu dilakukan demi menjaga kelangsungan kehidupan keturunannya. Pada masa itu, menurut perkiraan Sultan Malaka apabila Malaka tetap melawan Portugis maka keturunan mereka akan musnah, mengingat orang-orang Portugis selain memiliki pengaruh yang kuat juga mempunyai peralatan senjata yang lengkap. Oleh Karena susana yang tidak yang tidak memungkinkan  untuk kembali memerintah seperti semula akhirnya Sultan Mansyur Syah menganjurkan untuk mencari tempat yang baru yaitu mendirikan kerajaan-kerajaan kecil di tempat lain. Tidak lama kemudian muncullah kerajaan-kerajaan kecil kecil seperti Kerajaan Indrasakti yang berkedudukan dipulau Penyengat, Kerajaan Indraloka yang berkedudukan di Pulau Temasek, Kerajaan Indrapura yang berkedudukan di Rengat dan Kerajaan Indrapuri yang berkedudukan di Pulau Langkat, kelima kerajaan ini merupakan pecahan dari Kerajaan Malaka.

            Sementara itu, rakyat dari Kerajaan Malaka berpencar dan diantaranya tinggal di Pulau Karimun, sejak Malaka di duduki Portugis daerah ini terutama Selat Malaka merupakan jalur pelayaran kapal-kapal dari luar negeri yang berdagang ke Asia Timur. Kapal-kapal yang melalui jalur ini tidaklah selalu aman karena sring terjadi perompakkan di tengah laut yang dilakukan  oleh para lanon ( bajak Laut , para lanon tersebut berasal dari orang-orang yang tinggal menetap di pulau-pulau sekitar Kepulauan Riaudiantaranya Pulau Karimun. Dianatara  sekian banyak lanon, ada seorang lanon yang bernam Pameral merupakan kepala lanon kelas satu yang tinggal di Pulau Karimun, dan dapat dipastikan bahwa pada masa lalu Pulau Karimun merupakan basis para perompak bajak laut.

            Raja Kerajaan Riau-Lingga yang memerintah di Pulau Penyengat sering mendapat laporan dari keamanan lautnya bahwa diperairan laut mereka sering terjadi perompakkan diatas kapal-kapal yang melintasi di daerah ini, oleh sebab itu diadakan perundingan diantara pembesar kerajaan , dan salah seorang menteri mengusulkan untuk menangkap kepala lanon yang bernama pameral tersebut, Pameralpun ditangkap dan dibawa ke Pulau Penyengat dan dimasukkan dalam penjara.

            Beberapa bulan setelah Pameral ditangkap keadaan tidaklah menjadi aman sebagaiamana diharapkan, Bahkan frekuensi perompakkan menajsi lebih tinggi, para pembesar kerajaan mengadakan perundingan kembali atas masalah yang sama. Setelah perundingan Pameral dipanggil untuk menghadap Sultan, dalam pemanggilan itu Pameral diberi tugas untuk mengamankan daerah tersebut, dengan jamainan Pameral akan bebas dari hukuman pancong jika daerah tersebut aman. Tak lama kemudian wilayah laut Selat Malaka menjadi aman.

            Atas jasa-jasa tersebut Pameral diangkat oleh  Raja menjadi Batin pertama didaerah tersebut dan Raja pun berkenan memberi tanah /daerah tersebut kepada Pameral. Tak lama kemudian Raja Abdul  Rahman yang berkedudukan di Pulau Penyengat mengangkat wakil raja yaitu Raja Abdullah menjadi Amir pertama di daerah ini. Daerah tersebut sekarang dikenal menjadi daerah Meral.

 

Sumber : Bapak Raja Masnur ( Tokoh Masyarakat )