AIR DOHOT

Air dohot merupakan minuman khas masyarakat Melayu di Pulau Penyengat, Tanjung, Provinsi Kepulauan Riau. Konon, minuman ini dulunya disajikan pada hari hari besar tertentu saja dan hanya untuk para raja raja di tanah Melayu.

Minuman ini terbilang langka. Nyaris Tidak ada yang menjual air dohot. Bagi yang belum pernah mencoba, air dohot terasa menyentak lidah ketika masuk ke dalam mulut.

Air dohot memiliki rasa dan isi yang unik. Sebab, air ini terdiri dari beberapa buah yang dikeringkan, seperti buah dohot kering, kelengkeng kering, hingga kismis kuning. Buah dohot sendiri memiliki warna merah dan daging yang manis, rasa dan teksturnya mirip dengan kurma. Buah-buahan tersebut kemudian dicampurkan ke dalam air yang telah diberi gula batu. Sehingga warnanya menjadi coklat dan terasa begitu manis. Kini, air dohot bisa dicampur dengan es batu untuk menambah kesegarannya.

Resep turun temurun yang kaya manfaat masih dapat kita temui dan nikmati. Demikian halnya di Pulau Penyengat. Menurut salah satu sumber, Raja Zainab yang sampai hari ini masih memegang resep minuman tersebut. Resep ini digali dari naskah-naskah kuno Melayu. Bahan-bahannya yang terdiri dari buah-buah kering. Beberapa bahan dasar diimpor dari luar negeri, sehingga bahan-bahan untuk membuat air ini jarang kita dapati. Wajar jika bahan dasar air Diraja ini terbilang mahal.

Berbagai manfaat yang dapat diperoleh jika mengkonsumsi minuman ini. Selain dapat menghilangkan dahaga karena rasaya enak dan segar, minuman ini juga dapat “Membongkar Panas” (menghilangkan panas dalam).

Minuman ini juga bermanfaat untuk menambah energi dengan proses alami. Serta berbagai manfaat yang terkandung dalam buah-buah kering yang terdapat pada bahan air diraja ini.

Bahan :

  1. kismis hitam 1/4 kg
  2. kismis kuning 1/4 kg
  3. kesemak 2 buah
  4. buah mata kucing kering 1 ons
  5. buah mata kucing basah 1/4 kg
  6. buah dohot 1/2 kg
  7. gula pasir 3 kg (sesuai selera)
  8. gula batu secukupnya

cara pembuatan :

  • masak air + gula pasir + gula batu
  • campurkan bahan-bahan lain
  • masak hingga mendidih.
  • bisa dinikmati hangat ataupun dingin.

 

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang