Dalam menghidangkan kue-mueh pengantin mempunyai cara yang khas dan menjadi adat istiadat kebiasaan orang Melayu Lingga. Kue-Mueh pengantin dihidangkan oleh mak inang yang mengasuh dan melayani berbagai kebutuhan pengantin. Adapun tata caramenghidangkan kue-mueh pengantin sebagai berikut:
- Mak inang menyajikan kue mueh diatas semberip ata pahar sesuai tata letak secara berurutan yang disesuaikan dengan maknanya. Jika menggunakan tiga jenis, kue khasidah diletak ditengah-tengah, kemudian kue rumput surge disebelah kanan dan kue pasir neraka disebelah kiri. Jika lebih dari tiga kue maka tata cara menghidangkannyanya yakni didepan kue khasidah diletakkan kue rumput surge, kue pasir neraka disebelah kanan dan selanjutnya kue mueh yang lainnya. Dihidangkan melingkar mengelilingi kue khasidah berlawanan dengan arah jarum jam, yakni mengutamakan sebelah kanan.
- Mak inang menghidangkan air manis di dalam tekoh tembikar yang diletakkan diatas semberip bersama dua cangkir tembikar.
- Mak inang menyiapkan air cuci tangan didalam sangku yang diletak diatas sanggan dan sangku dialas dengan sapu tangan.
- Kue mueh yang diletak di atas semberip atau pahar ditutup dengan tudung saji selanjutnya ditutup dengan kain tudung hidang
- Hidangan air manis yang diletak di atas semberip ditutup dengan tudung hiding
- Hidangan diletakkan didepan pelamin oleh mak inang. Pada masa kini masyarkat jarang membuat pelamin, maka hidangan di letakkan di depan petirakne.
- Posisi hidangan kue mueh dihadapan pengantin disebelah kiri hidangan lauk pauk. Hidangan air manis berada disebelah kiri atas kue mueh pengantin dan tempat cuci tangan bagian bawah sejajar dengan hidangan air manis.
Sumber : Buku Kue-Mueh Pengantin Tradisional Bunda Tanah Melayu