LEGENDA TELAPAK TOK NYONG

Menurut cerita masyarakat setempat tepatnya di Desa  Ceruk sekarang, beberapa tahun yang silam hidup seorang yang bertubuh tinggi besar yang menurut ceriteranya jika orang tersebut melangkah mencapai belasan km. Orang tersebut sampai sekarang masih disebut-sebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan Tok Nyong. Hari-hari Tok Nyong tersebut tinggal bersama emaknya di Ceruk tepatnya sebelah Barat Desa Ceruk dan pekerjaannya sehari-harinya adalah “MALOK SAGUK  dan NYADEP NYOK”. Tok Nyong sendiri Malok Saguk di daerah Setapau sekitar 5 km dari tempat tinggalnya, sedangkan Nyadep Nyok di daerah Sujung. Daerah Sujung tersebut hampir dekat dengan Desa Kelanga.  Setiap hari Tok Nyong melakukan pekerjaan tersebut, dan sedikit demi sedikit hasil daripada pekerjaan tersebut dikumpulkan untuk dimakannya sehari-hari.

            Seperti biasanya Tok Nyong melakukan pekerjaannya dan pulang hingga sore harinya. Bukan main terkejutnya Tok Nyong ketika melihat emaknya tidak berada dirumah yang diketahuinya diculik oleh para Lanun-lanun. “Pada zaman dahulu orang menyebut Lanon itu sama dengan Perampok zaman sekarang”. Sangking marahnya Tok Nyong karena emaknya diculik oleh para Lanun, dicabutnyalah keris dan ditikamnya serta dihentakkannya telapak kakinya pada tumpukan Saguk Mandak yang selama ini telah dikumpulkannya. Dikejarnyalah para Lanun tersebut untuk mengambil emaknya, dan ditenggelamkannya kapal Lanon tersebut hingga kapal tersebut tenggelam, dan kapal tersebut sekarang berubah menjadi batu yang dikenal orang dengan sebutan “BATU KAPAL”. Jika dikaji ternyata Legenda Batu Kapal ada kaitannya dengan Legenda Telapak Tok Nyong.

            Nah adapun bekas tikaman keris dan hentakan telapak kaki Tok Nyong tersebut dapat kita lihat pada  sebuah batu yang semulanya tumpukan Saguk Mandak kini berubah menjadi sebuah batu yang sekarang lebih di kenal oleh masyarakat dengan sebutan “BATU TELAPAK TOK NYONG”. Telapak yang ada pada batu tersebut jika dilihat memang seperti telapak kaki manusia, cuman ukurannya lebih besar dari telapak kaki manusia biasa. Sehingga kita bisa membayangkan besarnya Tok Nyong tersebut. Jika kita melihat telapak tersebut dengan sebuah alat Bantu, maka dapatlah kita melihat tulisan yang berbentuk seperti tulisan Arab pada telapak tersebut. Ini menurut orang-orang yang pernah melihat telapak tersebut dengan sebuah alat Bantu. Kalau memang demikian kelak kita juga akan bisa melihatnya dengan menggunakan alat Bantu.